Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Iran Umumkan Peluncuraan Roket ke Luar Angkasa di Tengah Perundingan Nuklir

Foto : ANTARA/Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Cou

Dokumentasi - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengikuti KTT G20 secara virtual di Riyadh, Kamis (26/3/2020).

A   A   A   Pengaturan Font

TEHERAN - Iran pada Kamis (30/12) mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan peluncuran satelitbaru, langkah yang kemungkinan akan membuat negara-negara Barat gusar di tengah pembicaraan alot untuk menghidupkan kembali Kesepakatan Nuklir Iran 2015.

"Peluncur satelit Simorgh membawa tiga kargo penelitian ke luar angkasa. Tujuan penelitian yang diramalkan untuk peluncuran ini telah tercapai," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Ahmad Hosseini, tanpa merinci sifat penelitiannya.

Pada bulan Februari, Iran mengumumkan keberhasilan uji coba peluncur satelit berbahan bakar padat yang paling kuat hingga saat ini, Zoljanah, dengan klaim dapat menempatkan muatan 220 kilogram ke orbit.

Amerika Serikat (AS) menyuarakan keprihatinan tentang peluncuran itu, dengan mengatakan bahwa uji coba itu dapat meningkatkan teknologi rudal balistik Iran pada saat kedua negara sedang beringsut kembali ke jalur diplomasi. Iran berhasil menempatkan satelit militer pertamanya ke orbit pada April 2020, mendorong teguran tajam dari Washington.

Pemerintah Barat khawatir bahwa sistem peluncuran satelit menggabungkan teknologi yang dapat dipertukarkan dengan yang digunakan dalam rudal balistik yang mampu mengirimkan hulu ledak nuklir. Iran menegaskan program luar angkasanya hanya untuk tujuan sipil dan pertahanan, dan tidak melanggar Kesepakatan Nuklir Iran atau perjanjian internasional lainnya.

Kesepakatan Nuklir Iran 2015 telah digantung oleh seutas benang sejak AS meninggalkannya pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi, mendorong Iran untuk meningkatkan kegiatan nuklir yang telah lama dibatasi oleh kesepakatan itu. Putaran baru negosiasi dimulai di Wina pada hari Senin sebagai upaya terbaru untuk membuat kemajuan dalam menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.

Sebelumnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz menyampaikan kekhawatiran atas kurangnya kerja sama Iran dengan masyarakat internasional tentang program nuklir dan rudal balistiknya.

Dalam pidato yang disampaikan di hadapan penasihat kerajaan Dewan Syura pada Rabu, Salman berharap Iran akan mengubah perilaku "negatif" di kawasan serta memilih dialog dan kerja sama.

"Kami mengikuti dengan prihatin kebijakan pemerintah Iran yang mengganggu stabilitas keamanan dan stabilitas regional, termasuk membangun dan mendukung milisi bersenjata sektarian dan menyebarkan kekuatan militernya di negara lain," kata penguasa berusia 85 tahun itu, dalam pidato yang diterbitkan oleh kantor berita negara SPA.

"(Kami mengikuti dengan keprihatinan) kurangnya kerja sama dengan masyarakat internasional mengenai program nuklirnya dan pengembangan rudal balistiknya," ujar Raja Salman, menambahkan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top