Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Iran Setuju Lanjutkan Pembicaraan Nuklir

Foto : Istimewa

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri

A   A   A   Pengaturan Font

BRUSSELS - Iran padaRabu (27/10) mengatakan bahwa pihaknya akan melanjutkan pembicaraan dengan kekuatan dunia tentang program pengembangan nuklirnya pada akhir November. Belum ada konfirmasi mengenai negosiasi baru dari pihak lain dalam pakta internasional 2015 itu, yang bertujuan mengekang pengembangan senjata nuklir Iran.

Perjanjian itu semula mencakup Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman, Russia, Tiongkok dan Uni Eropa, tetapi Presiden Donald Trump menarik AS keluar pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran. Alasan Trump ketika itu adalah ketentuan kesepakatan itu tidak cukup kuat untuk menghalangi program senjata nuklir Iran.

Sejak itu, Iran mengatakan telah memperkaya uraniumnya ke tingkat kemurnian 60 persen, tetapi tidak sampai 90 persen yang dianggap sebagai tingkat untuk membuat senjata. Iran dalam beberapa tahun ini terus menyangkal tuduhan hendak merakit senjata nuklir dan mengatakan pengembangan nuklirnya untuk tujuan damai.

"Kami setuju untuk memulai perundingan sebelum akhir November. Tanggal pasti akan diumumkan pada pekan depan," cuit Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri, yang menjabat ketua juru runding nuklir Iran.

Uni Eropa dan kekuatan dunia didesak untuk memulai kembali negosiasi sejak terpilihnya garis keras di Iran, Presiden Ebrahim Raisi.

Presiden AS, Joe Biden, menyatakan bersedia memulai lagi pembicaraan jika Iran bersedia mematuhi komitmen sebelumnya mengenai perjanjian nuklir itu dan mengakhiri pengayaan uranium. Tetapi pembicaraan yang berbasis di Wina antara AS dan Iran yang dilakukan melalui perantara mencatat kemajuan sebelum terganggu oleh terpilihnya Raisi. Pembicaraan itu telah ditangguhkan dalam empat bulan terakhir.

Robert Malley, utusan khusus Amerika untuk Iran, pada Senin (25/10) memperingatkan Iran bahwa AS belum mengungkap pilihan lain jika Iran melanjutkan pekerjaan nuklir. Namun, ia mengatakan pemerintahan Biden lebih senang diplomasi. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top