Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertumbuhan Ekonomi

Investasi Berkelanjutan Ciptakan Ekosistem Pemulihan Global

Foto : ANTARA

Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Kementerian Investasi/ BKPM, Riyatno

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai investasi berkelanjutan (sustainable investment) dapat menciptakan ekosistem yang ideal untuk mendukung pemulihan ekonomi global usai pandemi Covid-19.

Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Riyatno, dalam FGD dengan tema How to Build Ecosystem of Sustainable Investment for Global Recovery yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu (13/4), mengatakan investasi berkelanjutan memiliki peran besar dalam pemulihan ekonomi global karena menciptakan kondisi yang ideal tidak hanya bagi satu negara, tapi juga seluruh dunia.

"Contohnya, bagaimana implementasi sustainable investment pada usaha skala kecil, menengah di beberapa kabupaten di Indonesia turut berkontribusi dalam penggunaan sumber daya lingkungan sekitar, pemberdayaan warga lokal, dan pelestarian lingkungan," kata Riyatno.

Riyatno menjelaskan investasi berkelanjutan merupakan investasi yang bisa memberi manfaat bukan hanya untuk memaksimalkan kegiatan ekonomi, melainkan juga untuk mendukung kelestarian lingkungan, sosial dan pelaksanaan tata kelola yang baik (good governance).

Jadi Isu Prioritas

Karena manfaatnya yang besar itu, investasi berkelanjutan dipilih menjadi isu prioritas bidang investasi pada Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) dalam Presidensi G20 Indonesia 2022.

Implementasi investasi berkelanjutan dinilai akan dapat membuat perekonomian global menjadi lebih tahan terhadap kemungkinan krisis di masa yang akan datang.

Selain itu, implementasi investasi berkelanjutan juga memberikan peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca dan pencapaian net zero emission pada 2060. "Namun, kondisi seperti ini perlu didukung ekosistem yang memadai seperti akses pembiayaan, ketersediaan energi, dan juga insentif," pungkas Riyatno.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top