Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Otomotif I Riset Pertama Mobil Listrik “Hybrid” dan “Plug in Hybrid” Rampung

Insentif bagi Kendaraan "Low Carbon"

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pengembangan industri otomotif ke depan lebih diarahkan ke produksi mobil yang rendah karbon.

JAKARTA - Mobil listrik ditenggarai bakal menghemat penggunaan bahan bakar dibandingkan dengan mobil konvensional, sehingga secara umum lebih menghemat devisa negara dari kebergantungan impor minyak.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, menyebutkan pemerintah bersama stakeholder tengah merampungkan riset tahap pertama kendaraan listrik jenis hybrid dan plug-in hybrid.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, rata-rata mobil listrik jenis hybrid electric vehicle (HEV) menghemat bahan bakar hingga 50 persen. Sementara untuk plug-in hybrid HEV bisa menghemat hingga 75-80 persen. "Apabila program Biodiesel 20 (B20) saja bisa menghemat hingga enam juta kiloliter bahan bakar minyak (BBM) maka dengan dua jenis kendaraan ini bisa menghasilkan dua kali penghematan," ungkap Airlangga dalam acara laporan kajian efektivitas mobil listrik fase 1 oleh enam perguruan tinggi negeri (PTN) di Jakarta, Selasa (6/11).

Dalam mendukung pengembangan Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) Kemenperin terus mendorong pemberian insentif berupa tax holiday dan tax allowance bagi investasi baru dan perluasan untuk industri yang memproduksi komponen maupun merakit kendaraan rendah karbon. Selain itu juga pemberian insentif income tax deduction sampai dengan 300 persen untuk industri yang melakukan aktivitas riset and development (R&D); serta harmonisasi tarif pajak kendaraan bermotor.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top