Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlindungan Konsumen - Pada Semester I-2023, OJK Terima 10 Ribu Aduan di Sektor Jasa Keuangan

Inklusi Keuangan Naik Dramatis

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Peningkatan inklusi keuangan di tengah rendahnya tingkat literasi menyebabkan masyarakat berisiko membuat keputusan keuangan yang salah atau bahkan mengalami penipuan.

JAKARTA - Tingkat penetrasi layanan jasa keuangan (LJK) di Indonesia meningkat cekup pesat dalam satu dekade terakhir. Ironisnya, perkembangan pesat inklusi keuangan tersebut juga dibarengi dengan melonjaknya tingkat pengaduan masyarakat terhadap layanan jasa keuangan di Tanah Air.

Mandiri Institute menilai inklusi keuangan Indonesia meningkat secara dramatis dalam satu dekade. Indikasi itu terlihat dari kepemilikan akun rekening secara proporsional meningkat hingga 1,6 kali, dari 20 persen pada 2011 menjadi 52 persen di 2021.

Selain akses terhadap tabungan, akses atas kredit juga melonjak setelah pandemi. Semua ini mendorong pula kenaikan indeks inklusi keuangan yang pada 2022 mencapai 85 persen. "Kenaikan inklusi keuangan didorong salah satunya oleh faktor penunjang, seperti agen bank," ungkap Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis (6/7).

Dalam enam tahun terakhir, dia menyebutkan agen keuangan digital yang tercatat tumbuh secara signifikan dari 71 agen keuangan digital tiap 100 ribu penduduk dewasa menjadi 458 agen keuangan digital tiap 100 ribu penduduk dewasa. Pertumbuhan agen tersebut juga mendorong kenaikan transaksi digital seperti uang elektronik dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Meski membaik, pria yang akrab disapa Yudo ini mengungkapkan tingkat kepemilikan rekening di Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia maupun di regional Asean. Di Asia, kepemilikan rekening di Indonesia tercatat sebesar 52 persen, masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Thailand sebanyak 96 persen, Malaysia 88 persen, Tiongkok 89 persen, India 78 persen, dan Singapura 98 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top