![Ini Penyebab Kasus Anak Stunting di Indonesia Masih Tinggi](https://koran-jakarta.com/images/article/ini-penyebab-kasus-anak-stunting-di-indonesia-masih-tinggi-230915111828.jpg)
Ini Penyebab Kasus Anak Stunting di Indonesia Masih Tinggi
![Ini Penyebab Kasus Anak Stunting di Indonesia Masih Tinggi](https://koran-jakarta.com/images/article/ini-penyebab-kasus-anak-stunting-di-indonesia-masih-tinggi-230915111828.jpg)
Petugas dinas kesehatan mengukur lingkaran kepala bayi pada aksi timbang serentak untuk pencegahan stunting di gampong (desa) Pande, Banda Aceh, Aceh, 2 Augustus 2023.
Menurut WHO, praktik menyusui yang tidak optimal, termasuk menyusui yang tertunda, pemberian ASI yang tidak eksklusif, dan penghentian menyusui dini berperan signifikan terhadap terjadinya kasus stunting.
Pemberian makanan pendamping ASI yang prematur atau sebelumna waktunya juga memiliki efek merugikan pada bayi karena lebih berisiko terjangkit penyakit menular (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/11053507/)
Selain itu, pemberian makanan pada bayi sebelum 6 bulan ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap perkembangan panjang atau berat badan anak.
Faktor lainnya yang mempengaruhi stunting pada anak adalah infeksi diare berulang .
Diare akut (lebih dari tiga kali sehari) dalam empat minggu dikaitkan dengan risiko mengalami stunting yang lebih tinggi. Anak kecil lebih rentan terhadap diare dan infeksi cacing ketika rumah memiliki fasilitas kebersihan yang buruk atau minum dari air yang tidak layak konsumsi.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya