Inflasi Memicu Lonjakan Tajam Utang Agregat di Asia
KRISHNA SRINIVASAN Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF - IMF memperkirakan perlambatan tajam dalam pertumbuhan global dari 6,1 persen tahun lalu menjadi 3,2 persen tahun ini. IMF juga memprediksi pertumbuhan di Tiongkok dan India akan terpukul.
» Beberapa negara harus cepat menaikkan suku bunga karena inflasi sudah meluas ke inflasi inti.
» Sebagai antisipasi gagal bayar, maka impor harus dikurangi dan ekspor harus dipacu.
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan meningkatnya tingkat utang di seluruh negara-negara kawasan Asia didorong oleh inflasi dan pengetatan keuangan. Direktur Departemen Asia dan Pasifik Dana Moneter Internasional (IMF), Krishna Srinivasan dalam keterangannya pekan lalu menyatakan untuk kawasan Asia, rasio utang agregatnya terhadap utang global naik cukup tajam.
Utang di kawasan itu telah meningkat dari 25 persen sebelum pandemi menjadi 38 persen terhadap utang global. Negara-negara yang berisiko antara lain Laos, Mongolia, Maladewa, dan Papua Nugini, termasuk Sri Lanka telah gagal bayar utang (default). "Ada banyak negara di kawasan yang menghadapi utang yang tinggi, beberapa diantaranya mengalami kesulitan utang. Jadi itu yang harus kita waspadai," kata Srinivasan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya