Kamis, 20 Mar 2025, 08:27 WIB

Indonesia Siap Kerja Sama dengan Jepang Soal Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus

Pertemuan KBRI Tokyo dengan Japan Barrier Free Project dan dua keluarga dengan anak berkebutuhan khusus di gedung KBRI Tokyo, Rabu (19/3/2025).

Foto: KBRI Tokyo

JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi menyatakan bahwa Indonesia siap bekerja sama dengan Jepang dalam hal penanganan anak berkebutuhan khusus.

Menurut siaran pers KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Kamis (20/3), kehadiran pendidikan inklusif di mana anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan dan bersekolah dengan anak-anak lain merupakan salah satu inisiatif Pemerintah Indonesia.

“Saat ini ada beberapa sekolah inklusif yang ada di Indonesia, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta,” kata Heri seraya mengajak pihak Jepang untuk bekerja sama untuk membangun dunia yang lebih inklusif.

Dubes Indonesia itu menyampaikan hal tersebut saat KBRI Tokyo dikunjungi oleh Japan Barrier Free Project pada Rabu (19/3), di mana lembaga nirlaba itu membawa dua keluarga dengan anak berkebutuhan khusus untuk bertukar informasi dengan pihak KBRI Tokyo.

Kie Sugimura, yang mempunyai anak berkebutuhan khusus berusia 6 tahun, berpendapat bahwa Indonesia lebih bisa menerima anak-anak berkebutuhan khusus dengan hidup berdampingan dengan anak-anak lain, seraya menambahkan bahwa di Jepang masih belum terbiasa melihat orang yang berbeda.

“Program sekolah inklusif yang ada di Indonesia adalah pemikiran yang bagus karena anak-anak bisa hidup berdampingan dengan nyaman bersama anak-anak berkebutuhan khusus. Indonesia sangat hebat,” tambah Sugimura.

Sugimura pun mengucapkan terima kasih kepada KBRI Tokyo dan Japan Barrier Free Project yang memberi kesempatan untuk bertukar informasi dan menyatakan bahwa dirinya akan terus berkontribusi untuk membagikan informasi tersebut kepada masyarakat Jepang.

Sementara itu, Shinsuke Nemoto, yang mempunyai anak berkebutuhan khusus berusia 4 tahun, menyatakan bahwa dirinya siap bertukar informasi dan pengalaman menjadi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus.

“Ketika dia lahir, kami banyak dibantu para ahli yang memberikan banyak informasi. Bagi kami ini adalah takdir. Dan saya ingin membuatnya lebih berarti. Apabila ada yang membutuhkan, saya siap memberikan informasi,” ujar Nemoto.

Selain itu, Presiden Japan Barrier Free Project Bengt Yamada mengucapkan terima kasih pada pihak KBRI Tokyo yang telah meluangkan waktu untuk bertemu mereka dan bertukar informasi.

“Kami berharap dapat berkunjung ke Indonesia untuk melihat langsung program inklusif di sekolah-sekolah di Indonesia,” kata Yamada.

Japan Barrier Free Project merupakan sebuah lembaga nirlaba Jepang yang bekerja sama dengan Pemerintah Jepang untuk membuka kesempatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar dapat berperan aktif sebagai bagian dari masyarakat dan pengembangan masa depan mereka.

Lembaga nirlaba itu memiliki program yang berfokus pada program produksi dan promosi berbagai kegiatan terkait kehidupan sehari-hari para anak berkebutuhan khusus di Jepang yang bertujuan agar publik dapat ikut memahami rutinitas sehari-hari dan pemikiran anggota keluarga dengan anak berkebutuhan khusus.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: