
Indonesia-Norwegia Perpanjang MoU Kerja Sama Iklim dan Kehutanan
Foto: ANTARA/Prisca TrifernaJAKARTA - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyampaikan kerja sama Indonesia dengan Norwegia telah berjalan sangat baik, dengan kerja sama bidang iklim dan kehutanan kedua negara diperpanjang hingga 2030.
Memberikan keterangan kepada media usai pertemuan dengan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Eriksen di Kantor Kementerian Kehutanan, Jakarta, Rabu, Menhut Raja Juli Antoni menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang sudah terjalin dalam mengatasi isu perubahan iklim dan pemanasan global.
"Secara jujur perlu kami sampaikan, saya sampaikan bahwa partnership atau kerja sama dengan Norwegia adalah salah satu kerja sama yang paling baik di sektor kehutanan," kata Menhut.
Secara khusus dia merujuk kepada kerja sama pendanaan berbasis kontribusi (Result Based Contribution/RBC) yang sudah disalurkan dalam empat tahapan dengan besar pendanaan 216 juta dolar AS (sekitar Rp3,5 triliun). Pendanaan tahapan keempat atau RBC-4 sendiri sudah diluncurkan pada Desember 2024.
"Ini dimanfaatkan secara maksimal oleh teman-teman di kehutanan, untuk bersama-sama menjaga hutan kita, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari kehutanan melalui perubahan semacam perhutanan sosial," tutur Menhut.
Tidak hanya itu pendanaan dari Norwegia juga berkontribusi terhadap Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan yang kini sudah dibuka periode kedua. Pendanaan itu dapat diakses oleh masyarakat yang ingin melakukan aksi nyata terkait penanganan perubahan iklim dan kelestarian lingkungan di tingkat akar rumput, melalui pengajuan kepada Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).
Dalam kesempatan itu Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Eriksen juga menyampaikan perkembangan baik hubungan diplomatik kedua negara yang sudah berjalan selama 75 tahun. Berbagai isu sudah berupaya ditangani kedua negara, termasuk berkolaborasi dalam isu perubahan iklim dan lingkungan hidup.
"Saya sangat bangga berada di sini hari ini bersama dengan Menteri Raja Juli Antoni untuk mengumumkan perpanjangan kerja sama kami dan nota kesepahaman hingga 2030," tuturnya.
Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) itu, jelas Menteri Andreas, merupakan bentuk komitmen kedua negara untuk menangani perubahan iklim dan melindungi alam.
Dia memuji hasil yang sudah dicapai kerja sama tersebut, termasuk penurunan deforestasi, dan mengapresiasi pendanaan RBC tersebut berkontribusi dalam sektor-sektor kehutanan dan penggunaan lahan (Forestry and Other Land Uses/FOLU) demi mencapai kondisi FOLU Net Sink 2030, atau upaya untuk memastikan tingkat penyerapan lebih besar dari emisi dihasilkan di sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada 2030. Ant
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 4 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 5 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu