Indonesia Kehilangan sang Guru Bangsa
Arsip Foto : Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif (kanan) menjawab pertanyaan wartawan seusai menemui pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu 23 Desember 2015. Buya Syafii Maarif wafat pada Jumat (27/5) pukul 10.15 WIB.
Menko Polhukam, Mahfud MD, juga menyatakan hal serupa. Lewat akun Twitter-nya, Mahfud mengatakan dengan wafatnya Buya Syafii, umat Islam dan bangsa Indonesia kehilangan lagi salah seorang tokoh besarnya.
Pancasila sebagai Falsafah
Mantan Menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra, dalam akun Twitter-nya, menulis tentang sosok Buya Syafii yang dikenalnya. Kata Yusril, sepanjang hidupnya, Buya Syafii menghabiskan usianya untuk mengabdi kepada agama, masyarakat, dan bangsa, baik melalui pendidikan, dakwah, maupun pergerakan sosial dan keagamaan.
"Buya telah menulis puluhan buku dan ratusan artikel yang menjadi rujukan dan warisan intelektual bangsa kita," tulis Yusril dalam akun Twitter-nya.
Dalam akun Twitter-nya, Yusril juga mengatakan satu hal yang harus dipegang teguh dari warisan pemikiran Buya Syafii adalah Islam itu universal dan rahmatan lil 'alamin. Aqidah dan etik yang diajarkan Islam adalah pegangan utama, berlaku abadi. Namun terhadap ajaran sosial dan politik, Islam membuka diri terhadap penafsiran.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya