Indonesia Harus Miliki Kemandirian Vaksin
Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, dalam webinar di Jakarta, Senin (27/7).
Pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono mengingatkan efektivitas uji klinis minimal 70 persen. Kalau di belum mencapai persentase tersebut maka vaksin masih belum efektif.
Ia menambahkan vaksin Sinovac efektif, tapi tetap harus dipastikan efek sampingnya. Menurutnya, peristiwa kegagalan penerapan vaksin demam berdarah sebab menimbulkan efek samping harus dijadikan contoh. "Sebab keselamatan penting sekali. Walau efektif tapi ada efek samping, ya nggak jadi. Walau sudah mahal-mahal. Kita harus antisipasi," jelasnya
Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan vaksin impor dibutuhkan hanya untuk penanganan jangka pendek. Ke depan, Indonesia tidak boleh tergantung pada impor, harus memiliki kedaulatan vaksin.
"Dengan kondisi vaksin impor tad, namun tentu kita harus memiliki kedaulatan vaksin," kata Amin pada webinar, di Jakarta, Senin (27/7).
Selain itu, tambah Amin, dalam proses impor vaksin harus dipastikan kesiapan pendanaan serta waktu mengingat pada masa pandemi Covid-19 semua negara membutuhkan vaksin. ruf/N-3
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya