Indonesia Harus Miliki Kemandirian Vaksin
Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, dalam webinar di Jakarta, Senin (27/7).
Bambang menjelaskan impor vaksin Sinovac merupakan salah satu strategi dalam pengembangan vaksin dengan melibatkan pihak dari luar negeri. Strategi tersebut diambil dengan memperhatikan kecepatan pengaplikasian vaksin dari luar negeri di Indonesia untuk diuji coba klinis di Indonesia.
"Uji klinis Sinovac vaksin di Indonesia, yang merupakan kerja sama Biofarma dan Sinovac, sekarang sudah memasuki uji klinis tahap tiga," jelasnya.
Bambang menerangkan setelah uji klinis vaksin Sinovac selesai maka harus dilihat keefektivan vaksin tersebut untuk masyarakat Indonesia. Kalaupun efektif, akan dilihat persentase dari tingkat keefektivan.
Ia menambahkan harus ada penjelasan kepada orang-orang yang divaksinasi terkait kemungkinan revaksinasi. Hal tersebut penting dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan vaksin Sinovac di Tiongkok dengan kecocokan virus yang bertransmisi di Indonesia atau tidak.
Perlu diketahui, uji klinis tahap 3 vaksin Sinovac ditangani PT Bio Farma bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran mulai Agustus 2020. Uji klinis akan melibatkan sampel dari 1.620 subjek dengan rentang usia 18 hingga 59 tahun.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya