Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Evaluasi Olimpiade

Indonesia Harus Fokus Melahirkan Bintang Baru

Foto : ARUN SANKAR / AFP

mengambil bola I Pebulutangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung berusaha mengambil bola saat melawan Pebulutangkis Korea Selatan, An Se-young dalam pertandingan semifinal bulu tangkis tunggal putri mereka pada Olimpiade Paris 2024 di Porte de la Chapelle Arena di Paris, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

INDONESIA diminta tak lagi bergantung pada tim bulu tangkis untuk meraih medali emas di Olimpiade 2028, tapi fokus untuk melahirkan 'bintang baru' dari cabang olahraga lain. Pengamat olahraga nasional menyarankan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mulai mengarahkan dukungan finansialnya ke cabor lain yang dianggap menunjukkan potensi lebih.

Hal ini menyusul situasi tim bulu tangkis Indonesia yang disebut sedang tidak baik-baik saja usai berguguran di babak awal dan hanya memperoleh satu medali perunggu di nomor tunggal putri. Berbeda dengan cabor panjat tebing dan angkat besi yang menyumbangkan medali emas.

Dua atlet Indonesia mampu menyumbangkan medali emas di dua cabang olahraga. Veddriq Leonardo dari cabor panjat tebing nomor speed dan Rizki Juniansyah di cabor angkat besi kelas 73 kilogram.

Dengan tambahan dua medali emas itu, maka Indonesia setidaknya telah mengoleksi tiga medali dengan tambahan satu perunggu dari Gregoria Mariska Tunjung melalui bulu tangkis nomor tunggal putri. Pengamat olahraga, Daryadi, menjelaskan situasi prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini masih sulit untuk bersaing di level teratas.

Penyebabnya, menurut dia, ada beberapa faktor. Pertama, karena materi pemain yang maju ke Olimpiade Paris, tidak ada yang di top ranking. Dia mencontohkan Jonathan Christie yang bertengger di peringkat 3 dunia, Anthony Ginting berada di peringkat 9, dan Apri/Fadia di peringkat 8.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top