Indef Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5 Persen pada 2025
Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti
Foto: istimewaJAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 sebesar 5 persen. Proyeksi ini didasarkan pada sejumlah data di dalam negeri maupun kondisi global.
“Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebesar 5 persen,” kata Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, dalam Seminar Nasional Proyeksi Ekonomi Indonesia 2025, di Jakarta, Kamis (21/11).
Seperti dikutip dari Antara, Esther mengatakan prediksi itu mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, indikasi pelemahan daya beli masyarakat. Hal itu tecermin pada kinerja konsumsi rumah tangga sebesar 4,92 persen pada semester I-2024 serta volume penjualan kebutuhan pokok di e-commerce yang sempat melemah.
Kemudian, tambah Esther, kebijakan moneter yang ketat selama tahun 2024 serta gejolak perekonomian global yang mempengaruhi ekonomi domestik. Industri manufaktur pun menunjukkan pelemahan.
Esther mengatakan hal itu turut berdampak pada tantangan kebijakan fiskal.Kebergantungan terhadap penerimaan pajak dengan rasio pajak yang terbilang rendah serta beban utang tahun depan membatasi ruang gerak pemerintah dalam pengelolaan fiskal.
Sementara lonjakan harga komoditas unggulan yang pernah menjadi andalan penerimaan negara kini tak lagi terjadi. Esther pun menilai pemerintah masih menghadapi tantangan distribusi subsidi energi.
Pacu Sektor Riil
Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tahun depan, Esther merekomendasikan pemerintah untuk mengoreksi kebijakan, salah satunya dengan mendorong stimulus pada sektor riil, terutama sektor industri. Pemerintah juga perlu mendorong penyaluran kredit bank guna memacu sektor riil.
Terkait energi, Esther menyarankan pemerintah untuk mengevaluasi mekanisme subsidi agar lebih terarah (targeted) sehingga subsidi tepat sasaran.
Selain pertumbuhan ekonomi, tambah Esther, Indef memprediksi inflasi tahun depan berada pada level 2,8 persen, kurs 16.100 rupiah per dollar AS, tingkat pengangguran terbuka 4,75 persen, dan tingkat kemiskinan 8,8 persen.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto, merekomendasikan sejumlah strategi dari jangka pendek, tahunan hingga jangka menengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Parlemen Australia Siapkan RUU Pelarangan Media Sosial untuk Anak Di Bawah 16 Tahun
- Presiden Prabowo Bertemu Larry the Cat di Kantor PM Inggris
- Indosat Ooredoo Hutchison Komitmen Transformasi Adopsi AI
- Mary Jane Dipulangkan, Presiden Marcos Puji Hubungan Indonesia-Filipina
- Pengungsi Lewotobi Dapat Bantuan Pulsa dan Akses Internet Gratis