
Pelaku “Home Industry” Bekasi Mendapat Pelatihan
Pelatihan pengembangan sentra industri kecil dan menengah oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi 2025 di Hotel Grand Cikarang.
Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan SyahBEKASI - Sektor industri industri kecil dan menengah Bekasi terus didorong agar berkembang maksimal lewat beragam kegiatan pelatihan untuk pelaku industri rumahan (home industry). Kegiatan pelatihan diselenggarakan Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi.
“Sasaran utama kegiatan pelatihan adalah pelaku home industry agar produk mereka semakin dikenal,” kata Kepala Disperin Kabupaten Bekasi, Kustanto, di Cikarang, Senin (24/2).
Dia menyatakan, pelatihan pengembangan produk bagi industri kecil dan menegah dilakukan sekaligus untuk menjawab tantangan dunia usaha era digital ini, dengan begitu, para pelaku usaha tidak tergerus perkembangan zaman. Sebaliknya, mereka mampu bertahan dan beradaptasi.
Menurut Kustanto, masih banyak pelaku usaha kecil Kabupaten Bekasi yang terkendala informasi mengenai arti penting pemasaran produk dengan memperhatikan sejumlah detil yang mampu meningkatkan nilai jual kreasi mereka.
“Pelatihan bagi pelaku industri rumahan mencakup cara mengenalkan rincian produk agar memiliki nilai jual tinggi. Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap,” katanya.
Kepala Bidang Perekonomian dan Pembangunan Disperin Kabupaten Bekasi, Anwar, menambahkan, pelatihan pengembangan sentra IKM melibatkan 50 peserta setiap sesi. Ini dikhususkan bagi pelaku industri rumahan yang ingin meningkatkan nilai tambah produk mereka.
Anwar menyatakan, salah satu fokus topik pelatihan tersebut adalah cara menentukan kemasan yang menetukan nilai jual produk di era digital. Selain fungsi utamanya sebagai pelindung, kemasan yang menarik juga dapat menjadi sarana branding yang membantu meningkatkan omzet.
Lebih jauh Anwar menjelaskan, banyak pelaku industri rumahan yang belum menyadari penting memiliki kemasan produk menarik. Sebab dari kemasan tersebut, produk mereka bisa menjangkau hingga ke luar daerah maupun go international.
Menurut Anwar, ada beberapa komponen utama yang wajib terstandardisasi dalam kemasan.
Contoh menyangkut merk dagang usaha itu sendiri, faktor keamanan kemasan, desain kemasan, serta labelisasi.
Salah satu peserta pelatihan Muhammad Iqbal (36) mengaku mendapatkan wawasan tambahan yang sangat positif untuk diimplementasikan ke dalam usahanya. Ini terutama menyangkut kemasan.
Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk menentukan strategi pemasaran ke depan. Ini termasuk menentukan atau memilih desain kemasan yang paling menarik untuk produk. Ant/G-1
Berita Trending
- 1 Aksi Bersih Pantai Menteri LH dan Panglima TNI di Pangandaran, Peringati Hari Peduli Sampah
- 2 Harga BBM di SPBU Vivo Turun, Pertamina, BP dan Shell Stabil
- 3 RI Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Kolaborasi AZEC
- 4 Akademisi: Perlu Diingat, Kepala Daerah yang Sudah Dilantik Sudah Menjadi Bagian dari Pemerintahan dan Harus Tunduk ke Presiden
- 5 Beri Pilihan yang Luas, Living World Grand Wisata Hadir 250 Tenant