Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 17 Jan 2023, 00:03 WIB

Impor Catat Penurunan Terdalam Dua Tahun Terakhir

Foto: Sumber: BPS – Litbang KJ/and - KORAN JAKARTA/ONES

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia per Desember 2022 mencapai 19,94 miliar dollar AS atau turun 6,61 persen dibandingkan Desember 2021. Penurunan tersebut menurut Kepala BPS, Margo Yuwono, adalah yang paling signifikan selama dua tahun terakhir.

"Ini merupakan penurunan terdalam dua tahun terakhir, bisa dilihat impor kita turun 6,61 persen," kata Margo dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (16/1).

Impor migas, jelas Margo, tercatat 3,20 miliar dollar AS, naik 14,15 persen dibandingkan November 2022 atau turun 5,23 persen dibandingkan Desember 2021. Sementara itu, impor nonmigas pada Desember 2022 senilai 16,74 miliar dollar AS atau naik 3,60 persen dibandingkan November 2022. Namun, angka itu turun 6,87 persen dibandingkan dengan Desember 2021.

Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Desember 2022 dibandingkan November 2022 adalah serealia senilai 178,8 juta dollar AS atau 66,03 persen. Sementara itu, penurunan terbesar adalah plastik dan barang dari plastik senilai 124,3 juta dollar atau 14,46 persen.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari hingga Desember 2022 adalah Tiongkok senilai 67,16 miliar dollar AS atau 34,07 persen, Jepang senilai 17,08 miliar dollar AS atau 8,66 persen, dan Thailand senilai 10,85 miliar dollar AS atau 5,50 persen.

Adapun impor nonmigas dari Asean senilai 32,85 miliar dollar AS atau 16,67 persen dan Uni Eropa senilai 11,63 miliar dollar AS atau 5,90 persen.

Secara umum, neraca perdagangan Indonesia per Desember 2022 mengalami surplus 3,89 miliar dollar AS terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar 5,61 miliar dollar AS, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai 1,72 miliar dollar AS.

Pelambatan Industri

Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (Core), Yusuf Rendi Manilet, mengatakan beberapa hal yang menyebabkan penurunan impor terutama pada awal Desember terjadi cukup dalam karena pertama masalah teknis basis penghitungan pada 2021 yang relatif besar sehingga ketika dibandingkan dengan 2022 pertumbuhan impor mengalami kontraksi 6,61 persen.

Selain itu, penurunan tajam impor juga tidak terlepas dari turunnya impor bahan baku penolong yang menggambarkan perlambatan beberapa sektor industri di dalam negeri.

"Seperti yang kita tahu di penghujung Tahun 2022 beberapa sektor industri seperti tekstil dan produk tekstil, kinerjanya tidak begitu bagus sehingga mereka melakukan penyesuaian permintaan bahan baku," kata Rendi.

Hal itu yang menyebabkan impor bahan baku penolong mengalami kontraksi hingga 7 persen. Jika dilihat impor bahan baku penolong merupakan komponen impor paling besar ketiga yang dirilis BPS. Kontraksi pada impor bahan baku pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja impor secara keseluruhan.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.