Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencegahan Konflik | Mudah Terjadi Perpecahan karena Masyarakat Belum Dewasa

Implementasikan Pancasila untuk Redam Perpecahan

Foto : KORAN JAKARTA/DINI DANISWARI

Wakil Ketua MPR, Mahyudin pada diskusi Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan tema Toleransi dalam Keberagaman, di Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Tampung Penyang, Palangkaraya, Kalimanatan Tengah, Rabu (26/9). Pengamalan nilai-nilai Pancasila untuk menjaga rasa kebersamaan di masyarakat masih menyimpan sejumlah tantangan.

A   A   A   Pengaturan Font

PALANGKARAYA - Rasa primordialisme yang mengakar terlalu kuat dapat memicu timbulnya perpecahan. Untuk mengatasinya, nilai-nilai Pancasila yang mengusung kebersamaan dipandang dapat meminimalkan perpecahan yang terjadi di tengah masyarakat.

"Kekerasan atau perkelahian itu bukan karena ideologi, tapi karena fanatisme," kataWakil Ketua MPR, Mahyudin, usai diskusi Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan tema Toleransi dalam Keberagaman, di Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Tampung Penyang, Palangkaraya, Kalimanatan Tengah, Rabu (26/9).

Mahyudin mengingatkan pangkal persoalan serupa yang terjadi pada pemukulan suporter The Jakmania yang dilakukan pendukung Persib pada Minggu lalu. Akibat fanatisme yang membabi buta, korban tewas seketika. Seharusnya energi yang ada dapat digunakan untuk mengukir prestasi, namun ini malah digunakan untuk adu fisik.

Rasa ber-Bhineka Tunggal Ika yang merupakan bagian dari empat pilar MPR ini mesti terus disosialisasikan kepada masyarakat. Empat pilar MPR terdiri dari Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara dan Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Wahyudin tidak menampik bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila untuk menjaga rasa kebersamaan di masyarakat masih menyimpan sejumlah tantangan. Terlebih menyambut tahun politik yang menyebabkan tensi politik meningkat. Perpecahan mudah muncul karena masyarakat yang kurang dewasa dalam menyikapi masalah.

Kurang Keteladanan

Menurut Wahyudin, tantangan yang berasal dari internal berbentuk sifat fanatisme, kurang berkembangannya kebinekaan tunggal ika, kurang keteladanan pemimpin dan tokoh bangsa dapat memicu terjadinya perpecahan. Sedangkan secara ekternal, media sosial memiliki peranan dapat mengubah perilaku di masyarakat.

Hoaks maupun ujaran bernada nyinyiran, tambah Wahyudin, dapat memunculkan perpecahan di masyarakat. Terutama jika, mereka termakan emosi dan langsung membalas postingan. Karena, kecanggihan teknologi membuat masyaraat lebih individual dan intoleransi.

Untuk meredam gejolak yang terjadi di masyarakat, MPR berupaya mensosialisasikan empat pilar MPR di semua lapisan masyarakat, mulai tingkat sekolah bahkan sampai pesantren. "Kami coba tanamkan dengan nilai-nilai Pancasila dan rasa kebersamaan," ujar Wahyudin.

Kalimantan Tengah cukup beruntung dapat melewati pemilihan kepala daerah tanpa diwarnai gejolak di masyarakat. Padahal, daerah ini dengan berbagai latar belakang masyarakat yang berbeda.

Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Said Ismail menggambarkan daerahnya sebagai rumah besar yang dihuni berbagai macam suku. Perbedaan ini disikapi menjadi perekat semua. Bahkan dengan perbedaan menjadi modal untuk membangun daerah dan negara.

Sebelumnya Mahyuddin mengajak masyarakat rukun berbangsa dan bernegara menghadapi tahun panas perpolitikan Indonesia. "Menghadapi tahun politik, mari bersama-sama kita menjaga kerukunan berbangsa dan bernegara. Jadi santai saja," ujarnya.

Mahyuddin menyebut pemilihan umum di tahun mendatang dapat memancing masyarakat menjadi bertambah panas. Diimbau masyarakat tidak mudah dan sering terpancing provokasi serta tergiring oleh politik identitas. "Jangan terbawa politik identitas yang membawa-bawa kepentingan ras,suku, agama, dan golongan," ucap dia. din/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Dini Daniswari

Komentar

Komentar
()

Top