ILO: Pengangguran Global 2024 Bertahan di Level 5 Persen
Para pencari kerja saat pembukaan bursa kerja (Job Fair) di Gajah Mada Plaza, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).
Foto: ANTARAJENEWA - Pengangguran global masih mendekati level terendah dalam sejarah sebesar 5%, tetapi berbagai tantangan signifikan memperlambat pemulihan penuh pasar tenaga kerja, menurut laporan terbaru Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) yang dirilis Kamis (16/1).
Sementara tingkat pengangguran stabil pada tahun 2024, ILO menyoroti kesenjangan yang semakin lebar, pengangguran kaum muda yang tinggi, dan dampak inflasi yang berkepanjangan sebagai hambatan dalam mencapai pekerjaan layak untuk semua.
Tingkat pengangguran global sebesar 5% mencerminkan pemulihan yang stabil dari pandemi Covid-19, namun tantangan yang mendasarinya tetap ada, menurut laporan tersebut.
Pekerjaan informal dan kemiskinan yang terjadi telah kembali ke tingkat sebelum pandemi, terutama di negara-negara berpendapatan rendah, di mana penciptaan pekerjaan layak masih sulit, katanya.
Kesenjangan pekerjaan global mencapai 402 juta orang pada tahun 2024, katanya. Ini termasuk 186 juta pengangguran, 137 juta orang yang sementara tidak dapat bekerja, dan 79 juta pencari kerja yang putus asa.
Meskipun kesenjangan telah menyempit sejak pandemi, kesenjangan tersebut diharapkan akan stabil dalam dua tahun ke depan, yang mencerminkan titik puncak pemulihan, tambahnya.
Pengangguran di kalangan pemuda masih menjadi tantangan yang signifikan, katanya, dengan angka NEET (tidak dalam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan) global yang meningkat pada tahun 2024. Sekitar 85,8 juta pemuda (13,1%) dan 173,3 juta pemudi (28,2%) diklasifikasikan sebagai NEET.
Di negara-negara berpendapatan rendah, kaum muda laki-laki mencakup 20,4% dari populasi NEET, sedangkan kaum muda perempuan mencakup 37%.
Menurut laporan, tren ini menyebabkan jutaan anak muda, terutama di negara berpenghasilan rendah, rentan terhadap ketidakstabilan ekonomi dan kemunduran jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi global melambat menjadi 3,2% pada tahun 2024, turun dari 3,3% pada tahun 2023 dan 3,6% pada tahun 2022. Kesulitan-kesulitan ini mencakup ketegangan geopolitik, biaya perubahan iklim, dan masalah utang yang belum terselesaikan.
Inflasi telah mereda di beberapa wilayah tetapi tetap tinggi, katanya, yang mengikis upah dan memperlambat pertumbuhan pendapatan riil. Laporan tersebut mencatat bahwa hanya beberapa negara maju yang mengalami kenaikan upah riil, sehingga sebagian besar negara berjuang untuk pulih dari tekanan inflasi.
Meskipun menghadapi tantangan ini, laporan ILO menyoroti peluang dalam energi terbarukan dan teknologi digital. Pekerjaan di bidang energi terbarukan tumbuh menjadi 16,2 juta di seluruh dunia, didorong oleh investasi dalam tenaga surya dan hidrogen, meskipun hampir setengah dari pekerjaan ini terpusat di Asia Timur.
Teknologi digital juga berpotensi menciptakan lapangan kerja, tetapi banyak negara menghadapi hambatan seperti infrastruktur yang tidak memadai dan kekurangan keterampilan, yang membatasi manfaat dari kemajuan ini.
Direktur Jenderal ILO Gilbert Houngbo juga menyerukan tindakan mendesak untuk mengatasi kerentanan pasar tenaga kerja.
"Pekerjaan yang layak dan lapangan kerja yang produktif sangat penting untuk mencapai keadilan sosial dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Untuk menghindari memperburuk kohesi sosial yang sudah tegang, meningkatkan dampak iklim, dan melonjaknya utang, kita harus bertindak sekarang untuk mengatasi tantangan pasar tenaga kerja dan menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan," kata Houngbo.
Laporan tersebut juga merekomendasikan peningkatan produktivitas melalui investasi dalam pendidikan dan pelatihan keterampilan, memperluas perlindungan sosial untuk mengurangi ketimpangan, dan memanfaatkan dana swasta seperti pengiriman uang untuk mendukung pembangunan di negara-negara berpenghasilan rendah.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Desa Wisata Jatijajar Depok
- 2 Tunjangan Dosen Terkendala, Ini Penjelasan Mendiktisaintek
- 3 Ayo Dukung Penguatan EBT, Irena Jadikan Asean sebagai Prioritas Percepatan Transisi Energi
- 4 Cegah Penularan, Pemprov Jatim Salurkan 7.000 Dosis Vaksin PMK ke Pacitan
- 5 Guterres: Umat Manusia telah Membuka “Kotak Pandora” yang Penuh Masalah
Berita Terkini
- Sukses Digelar, Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times Dihadiri Ketua Dewan Ekonomi Nasional
- League Rilis Sepatu Running Terbaru untuk "New Runners"
- Gerak Cepat, KP2MI Jemput WNI Korban Penyekapan di Myanmar
- Warga Harus Waspada, Polisi Ungkap Penipuan Skema Ponzi dengan Modus Arisan
- Ada Apa Tiba-tiba CEO TikTok Berterima Kasih Kepada Trump