Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ilmuwan Inggris Ungkap Emisi Blue Light Smartphones Mengintai Kesehatan

Foto : Innes Eye Clinic

Ilustrasi blue light Smartphones.

A   A   A   Pengaturan Font

Cahaya biru atau blue light dari sumber buatan termasuk Light Emitting Diode (LED) memiliki dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan yang lebih luas.

Melalui gambar yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), peneliti di University of Exeter, Inggris menemukan perubahan jenis teknologi pencahayaan yang banyak digunakan untuk mencerahkan jalan dan bangunan di Eropa. Hasilnya, emisi berwarna oranye dari jenis lampu natrium yang lebih tua telah tergantikan oleh emisi berwarna putih yang dihasilkan LED.

LED sendiri merupakan salah satu jenis perangkat semikonduktor yang mengeluarkan cahaya ketika dilewati arus listrik. Dikembangkan pertama kali pada tahun 1962 dan berkembang untuk pencahayaan komersial pada 1980, LED yang sangat bagus untuk penerangan telah menerangi setiap sudut kota. Ukurannya yang ringkas, konsumsi energi yang rendah dan masa pakainya yang cenderung lama telah membuatnya digunakan dalam banyak hal. Mulai dari menggantikan LCD dalam hal pencahayaan latar televisi, sebagai backlighting pada gawai pintar atau smartphone untuk menghemat masa pakai baterai dan menghasilkan desain lampu latar yang lebih tipis, hingga sebagai papan display seperti rambu jalan, papan reklame, papan nama pada sejumlah toko.

Terlepas dari pencahayaan LED yang lebih hemat energi dan menawarkan biaya operasional yang lebih murah, peningkatan radiasi cahaya biru yang terkait dengannya terbukti menyebabkan sejumlah dampak biologis substansial di seluruh benua, tak terkecuali Asia. Studi bertajuk Environmental risks from artificial nighttime lighting widespread and increasing across Europe yang dipublikasikan pada jurnal Science Advance itu menunjukkan komposisi spektrum emisi dari LED berdampak utama pada berkurangnya produksi melatonin, sebuah hormon yang mengatur pola tidur pada manusia dan organisme lain.

Mengutip The Guardian, sejumlah penelitian ilmiah telah memperingatkan peningkatan paparan cahaya biru buatan dapat memperburuk kebiasaan tidur orang, yang pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan kronis dari waktu ke waktu. Peningkatan emisi dari LED juga berdampak pada visibilitas bintang bagi beberapa organisme. Layaknya binatang, manusia telah lama menggunakan bintang untuk navigasi tapi bagi manusia modern, berkurangnya visibilitas bintang di langit malam hari lebih mengarah pada kekhawatiran hilangnya pemandangan langit malam alami yang menurut para peneliti "mungkin berdampak pada alam manusia".
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Fandi
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top