![Ikatan Emosional yang Tumbuh dalam Situasi Traumatis](https://koran-jakarta.com/images/article/phpk7qszw_resized.jpg)
Ikatan Emosional yang Tumbuh dalam Situasi Traumatis
![Ikatan Emosional yang Tumbuh dalam Situasi Traumatis](https://koran-jakarta.com/images/article/phpk7qszw_resized.jpg)
Menurut Norton, tidak ada kriteria yang jelas yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah seseorang menderita sindrom Stockholm. Selain itu, gejalanya dapat tumpang tindih dengan diagnosis lain, seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan "ketidakberdayaan yang dipelajari."
"Dalam fenomena terakhir, orang yang berulang kali terpapar pada situasi penuh tekanan yang berada di luar kendali mereka kehilangan kemampuan untuk membuat keputusan," ujar Norton.
Tidak sepenuhnya jelas mengapa sindrom Stockholm terjadi. Para ahli kesehatan mental telah menyarankan itu adalah strategi perlindungan dan metode koping bagi para korban pelecehan emosional dan fisik.
"Ini benar-benar bentuk pertahanan hidup. Ini adalah strategi bertahan hidup dan mekanisme koping yang didasarkan pada tingkat ketakutan, ketergantungan dan trauma situasi," katanya.
Dalam publikasi pada 1995, Dee LR Graham, psikolog dan profesor emeritus di Universitas Cincinnati, AS, menggambarkan bahwa sindrom Stockholm lebih mungkin terjadi dalam empat kondisi berikut:
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya