Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

IHSG Rawan Koreksi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang terkoreksi pada awal pekan ini. Pergerakan IHSG diperkirakan masih dipengaruhi sentimen global, terutama spekulasi tentang agresivitas bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG dalam perdagangan, Senin (27/2), rawan terkoreksi dengan support 6.781 dan resistance 6.923 pada Senin (27/2).

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/2) sore, ditutup menguat dipimpin sektor teknologi. IHSG ditutup menguat 17,13 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.856,5. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,50 poin atau 0,27 persen ke posisi 946,9.

"Sektor teknologi memimpin penguatan dan diikuti kesehatan, energi, transportasi & logistik, industri, konsumen non primer dan infrastruktur. Nilai transaksi yang terjadi pada perdagangan hari ini senilai Rp8,93 triliun," kata Tim Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dari domestik, pasar akan bersiap menantikan agenda rilis inflasi domestik Februari 2023 pada pekan depan yang diperkirakan kembali mengalami perlambatan.

Dari eksternal, pasar dinilai tengah mencerna FOMC Meeting yang mana hampir seluruh anggota komite setuju untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin sebagai langkah untuk mengejar target inflasi yang sebesar 2 persen.

Dibuka menguat, IHSG tetap bergerak di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG nyaman bergerak di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor meningkat di mana sektor teknologi paling tinggi yaitu 1,09 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor energi naik masing-masing 0,75 persen dan 0,73 persen.

Sedangkan empat sektor terkoreksi dimana sektor properti turun paling dalam minus 0,48 persen, diikuti sektor barang konsumen primer dan sektor keuangan yang masing-masing minus 0,46 persen dan 0,28 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SINI, BSBK, ESSA, IRSX dan CHIP. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni MEDS, HOMI, CMRY, TAYS, dan KRYA.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 997.205 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,99 miliar lembar saham senilai 8,94 triliun rupiah. Sebanyak 250 saham naik, 249 saham menurun, dan 244 tidak bergerak nilainya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top