Selasa, 26 Nov 2024, 14:35 WIB

IDI Kabupaten Cilacap Berikan Informasi Gejala Asma, Ini Ciri Khas dan Pengobatan yang Tepat

Foto: iStockphoto/LightFieldStudios

Salah satu penyakit yang sering menyerang segala usia, baik anak-anak hingga orang dewasa adalah asma. Jumlah penderita asma di Indonesia diperkirakan mencapai 18 juta orang. Menurut data Kementerian Kesehatan RI dibantu oleh IDI, sejak tahun 2020, ada bekisar 4,5% penduduk Indonesia menderita asma. Penyakit pernafasan ini memang menjadi hal yang harus diwaspadai.

IDI Kabupaten Cilacap idikabcilacap.org berkomitmen untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di daerah tersebut. Organisasi ini berperan dalam memberikan dukungan kepada anggota dalam menjalankan praktik medis yang sesuai dengan standar profesional. Dengan penelitian serta survei penderita asma yang dilakukan oleh IDI Kabupaten Cilacap, ada berbagai cara untuk memahami penyebab gejala terjadinya asma serta obat untuk mengobati bagi penderitanya.

IDI yang merupakan organisasi sekaligus wadah profesi bagi para dokter di Indonesia didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950. IDI Kabupaten Cilacap organisasi resmi profesi yang mewadahi para dokter yang berpraktek di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Apa saja gejala penyebab terjadinya asma bagi anak-anak dan orang dewasa?

IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Cilacap menjelaskan bahwa penyakit asma adalah kondisi pernapasan yang dapat mempengaruhi individu dari segala usia, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Gejala asma dapat bervariasi antara anak-anak dan orang dewasa, tetapi ada beberapa gejala umum yang sering muncul pada kedua kelompok. Berikut adalah ringkasan gejala asma yang dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa meliputi:

1. Batuk secara berulang

Bagi anak-anak dengan asma sering mengalami batuk yang muncul terus-menerus, terutama di malam hari atau saat beraktivitas fisik. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak maupun orang dewasa. Selain batuk, juga disertai kelelahan.

2. Sesak untuk bernafas 

Anak-anak maupun orang dewasa dengan asma sering mengalami sesak napas, yang dapat ditandai dengan napas yang cepat dan terasa berat. Hal ini dapat terjadi tidak mengenal waktu, baik di pagi maupun malam hari.

3. Napas sedikit berbunyi 

Penderita asma juga mengalami mengi atau siulan saat bernapas merupakan tanda khas asma. Ini terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan yang membuat aliran udara sulit.

4. Kelelahan, lesu serta kesulitan untuk tidur

Bagi anak-anak dan orang dewasa, penderita asma mungkin tampak lemas atau kurang bertenaga, terutama setelah mengalami serangan asma atau saat gejalanya kambuh. Gejala asma seperti batuk dan sesak napas seringkali mengganggu tidur, menyebabkan anak-anak atau orang dewasa terbangun di malam hari.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penderita asma?

Penderita asma memerlukan pengobatan untuk menurunkan gejala asma dengan signifikan baik pada anak-anak hingga orang dewasa. Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan untuk penderita penyakit asma, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa:

1. Ventolin Inhaler

Ventolin Inhaler mengandung salbutamol, digunakan untuk meredakan serangan asma ringan hingga berat. Dosis untuk anak usia 4 tahun ke atas adalah 2 inhalasi setiap 4-6 jam.

2. Obat Bromheksin

Obat seperti bromheksin dapat berfungsi untuk mengencerkan dahak di saluran pernapasan. Obat ini bekerja dengan memecah serat mukopolisakarida pada dahak. Hal ini dapat membuat nafas lebih lancar. Namun membutuhkan resep dari dokter dalam penggunaannya.

3. Obat Ketotifen 

Salah satu obat ketotifen adalah Intifen. Obat ini mengandung zat aktif ketotifen yaitu obat golongan antihistamin yang bermanfaat bagi penderita asma dengan dasar jika memiliki reaksi alergi.

Penggunaan obat asma harus dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk memastikan dosis dan jenis obat yang tepat sesuai dengan kondisi pasien. Selain itu, penting untuk mengikuti instruksi penggunaan dengan benar agar pengobatan efektif dan aman. Jika gejala asma tidak membaik atau memburuk, segera konsultasikan dengan dokter.

(IKN)

Redaktur: redaktur_iklan

Penulis: Redaktur_iklan

Tag Terkait:

Bagikan: