Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

IDAI Sarankan agar Pengawasan Obat Keras Dievaluasi

Foto : ANTARA/Hasrul Said

Ilustrasi - Seorang anak menunjukkan telur yang dibagikan saat peluncuran Gerakan Gemar Makan Telur di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (9/10/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

"Jenis steroid yang memang dipakai di dalam kasus yang viral itu adalah deksametason. Itu adalah steroid yang paling kuat. Tetapi di luar itu juga ada steroid yang lain seperti prednison, metilprednisolon, betametason, triamsinolon, hidrokortison, dan yang lainnya," ujar dia.

Dalam praktik klinis sehari-hari, Agustini juga pernah menemukan kasus serupa di mana pasien anak mengonsumsi steroid tanpa indikasi medis apapun. Kasus itu ia temukan setelah mencurigai bahwa pasien anak tidak mengalami pertumbuhan selama dua tahun. Tubuh anak tetap pendek namun mengalami kegemukan.

"Setelah dua tahun, dia baru ditemukan oleh dokter anak. Kok, dia pendek dan tidak tumbuh selama dua tahun. Barulah menyadari bahwa efek dari obat inilah yang menyebabkan dia tidak tumbuh. Karena dipikir (orang tua), 'oh, bagus, nafsu makannya jadi tinggi, anaknya jadi gemuk'. Sebetulnya tidak bagus juga menjadi gemuk. Tetapi orang tua kadang-kadang berpikir bahwa gemuk ini menggemaskan. Jadi banyak yang juga memberikan (steroid)," kata dia.

Dalam jangka pendek atau kurang dari dua pekan, efek samping penggunaan steroid tanpa indikasi medis tidak terlalu kentara. Namun, dalam jangka panjang, peningkatan berat badan yang cukup signifikan secara mendadak akibat penggunaan steroid harus diwaspadai.

Agustini menjelaskan efek samping steroid memang menimbulkan peningkatan berat badan secara signifikan dalam waktu singkat. Namun, kondisi ini justru bukan sesuatu yang menyehatkan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top