Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 13 Sep 2017, 06:00 WIB

Hutan Mati Itu Kini Banyak Dikunjungi Wisatawan

Gunung Berapi Aktif - Pendaki melintas di Hutan Mati Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, baru-baru ini. Gunung Papandayan merupakan gunung berapi yang masih aktif dan dijadikan kawasan wisata bagi pencinta alam lokal maupun mancanegara.

Foto: ANTARA / Adeng Bustomi

Kabupaten Garut, Jawa Barat, memiliki berbagai potensi wisata alam, salah satunya keberadaan Papandayan yang menyuguhkan keeksotikan bekas letusan gunung tersebut. Mungkin tidak cukup banyak orang yang tahu tentang berbagai keelokan Gunung Papandayan yang terletak di Kecamatan Cisurupan itu, salah satunya adalah kawasan yang disebut hutan mati.

Hutan mati menjadi nama tempat wisata baru yang sebelumnya merupakan lokasi terbakarnya puluhan hektare areal hutan Gunung Papandayan akibat terjadinya erupsi pada 2002. Kawasan yang diciptakan oleh alam tersebut menjadi daya tarik wisatawan Gunung Papandayan, terutama bagi para pendaki maupun yang akan berkemah di Pondok Saladah.

Daerah tersebut tidak terdapat tumbuh-tumbuhan rimbun layaknya lahan di kawasan hutan, melainkan hanya dataran berwarna putih serta pohon dan ranting-ranting yang telah kering. Situasi alam hutan yang menimbulkan unsur mistis itu justru menjadi unik, banyak pendaki yang menyempatkan waktu untuk berhenti menikmati dan mengabadikan keindahan hutan yang tanamannya mati.

Lokasinya memang tersembunyi, jauh dari pintu utama masuk kawasan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan yang berada di bawah perbukitan kawah. Mereka yang ingin menikmati keindahan alam hutan mati itu tidak mudah, harus berjalan kaki selama sekitar dua jam.

Waktu tempuh itu merupakan jarak normal bagi pendaki pemula atau yang baru pertama kali melakukan perjalanan ke kawasan Gunung Papandayan. Jauhnya jarak tempuh menuju hutan mati itu membuat tidak banyak wisatawan yang menikmatinya, dengan alasan enggan berjalan kaki atau takut kecapaian di perjalanan, apalagi bagi kalangan yang sudah berumur tua.

Panorama alam hutan mati itu sering hanya dinikmati keindahan dan pengalaman kegersangannya oleh para pendaki yang melakukan perjalanan menuju bumi perkemahan Pondok Saladah atau Tegal Alun. Itu pun kondisi fisiknya harus benar-benar fit.

Jalur Khusus

Persoalan jarak tempuh yang hingga akhirnya mengurungkan niat untuk menuju hutan mati itu hanya terjadi saat Taman Wisata Alam Gunung Papandayan dikelola pemerintah melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Kini, hutan mati itu sudah dekat, sangat mudah ditempuh pengunjung, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia melalui jalur khusus yang telah dibuka oleh pengelola wisata tersebut. Jaraknya hanya 2 km.

Perusahaan bidang pariwisata PT Astri Indah Lestari memberikan kenyamanan bagi pengunjung Gunung Papandayan. "Sekarang ke hutan mati mulai dari gerbang itu kurang lebih setengah jam paling lama. Kalau dulu sebelum kami kelola, ke hutan mati itu sampai dua jam," kata Tri Persada, Direktur PT Astri Indah Lestari, pengelola Taman Wisata Alam Gunung Papandayan, di Garut, baru-baru ini.

Gunung Papandayan memiliki sejumlah titik wisata alam yang menarik untuk dinikmati wisatawan, seperti kawasan kawah, tebing gunung, Pondok Saladah, taman edelweis, dan hutan mati. Hutan mati menjadi salah satu objek wisata menarik. "Jalan kaki aman, setiap pos ada petugas keamanan, bagi manula pun sekarang bisa ke hutan mati, kalau dulu tidak bisa karena jalannya terjal," kata Tri.

Wisatawan yang hendak menikmati hutan mati tersebut jangan lupa membayar tiket masuk di gerbang utama Taman Wisata Alam Gunung Papandayan sebesar 30 ribu rupiah per orang. Tidak jauh dari gerbang utama itu, wisatawan dapat sejenak menikmati pemandangan terbuka hutan dan tebing gunung bekas letusan Gunung Papandayan.

Wisatawan dapat melanjutkan perjalanan khusus menuju hutan mati dengan cara berjalan kaki mengikuti jalan setapak yang disiapkan pengelola. Menempuh perjalanan menuju hutan mati itu tidak perlu membawa berbagai peralatan.

Wisatawan juga dapat menikmati keindahan taman bunga edelweis di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan. Hamparan taman edelweis di pegunungan itu berada di lokasi Tegal Alun yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk menempuhnya. Namun, kini pengelola wisata membangun taman edelweis di lahan yang tidak jauh dari gerbang utama masuk wisata alam Gunung Papandayan. tgh/Ant/N-3

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.