![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Hun Sen Bersumpah Hancurkan Tokoh Oposisi
PM Kamboja, Hun Sen
Foto: AFP/TANG CHHIN SothyPHNOM PENH - Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, pada Kamis (20/10) mengatakan bahwa ia akan "mengisolasi dan menghancurkan" tokoh oposisi yang diasingkan yaitu Sam Rainsy. Pernyataan Hun Sen itu dilontarkan ketika orang kuat itu terus menekan para penantang politiknya menjelang pemilihan nasional tahun depan.
Hun Sen, yang telah memerintah di Kamboja selama 37 tahun, sebelumnya telah mencalonkan diri lagi dan ia telah mendukung putra sulungnya, Hun Manet, untuk menggantikannya.
"Saya akan menghilangkan ideologi ekstremis pengkhianat tiga generasi Rainsy untuk menjaga perdamaian di negara kita," kata PM Hun Sen kepada wartawan pada Kamis, saat ia meningkatkan retorika terhadap musuh bebuyutannya itu.
Hun Sen juga mengatakan dia akan mengisolasi dan menghabisi Rainsy, 73 tahun, yang pada Minggu (16/10) lalu mengimbau rakyat dan tentara Kamboja untuk membebaskan negara itu dari cengkeraman keluarga penguasa.
Menanggapi hal itu, Hun Sen memperingatkan setiap partai politik yang memiliki hubungan dengan politisi tersebut diancam akan dibubarkan, dan orang-orang yang menawarkan bantuan kepada Rainsy, yang sejak 2015 mengungsi di Prancis di mana ia juga memiliki kewarganegaraan di negara itu, akan dapat menghadapi konsekuensi.
Putusan Pengadilan
Pernyataan terakhir Hun Sen terlontar sehari setelah pengadilan Kamboja mengeluarkan putusan untuk menjatuhi Rainsy hukum penjara seumur hidup karena diduga berusaha menyerahkan wilayah kepada entitas asing pada 2013. Selain itu pengadilan juga memutuskan untuk melucuti semua hak-hak politik Rainsy.
Rainsy adalah salah satu pendiri Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) yang dilarang, yang dibubarkan menjelang digelarnya pemilihan umum 2018 yang banyak menuai kritik.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan Hun Sen, 70 tahun, yang saat ini merupakan pemimpin terlama di Asia, telah mengikis kebebasan demokrasi dan menggunakan pengadilan untuk melumpuhkan lawan, memenjarakan sejumlah tokoh dan aktivis oposisi.
Dan awal bulan ini pengadilan di Prancis membebaskan Rainsy dalam kasus pencemaran nama baik yang dilayangkan oleh PM Hun Sen.
Kamboja akan menjadi sorotan internasional bulan depan ketika menjadi tuan rumah KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) di Phnom Penh.
Pada pertemuan para menteri luar negeri Asean pada Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, sempat menyatakan keprihatinannya tentang kondisi demokrasi di Kamboja yang ia katakan "sedang sakit". AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Masih Jadi Misteri Besar, Kementerian Kebudayaan Dorong Riset Situs Gunung Padang di Cianjur
- 2 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 3 Cap Go Meh representasi nilai kebudayaan yang beragam di Bengkayang
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Program KPBU dan Investasi Terus Berjalan Bangun Kota Nusantara
Berita Terkini
-
Ponsel Motorola Hadir Kembali di Indonesia dengan Pendekatan Lokal
-
Dapatkan Wawasan Pelanggannya XL Axiata Gunakan Cloud Berbasis AI
-
600 Peserta Ikuti Program Pencetakan Talenta di Bidang AI
-
Kesehatan Mental Ibu Bisa Picu Anak Stunting
-
SEAMEO RECFON Rilis Hasil Temuan Awal Studi Action Against Stunting Hub