![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Ketidakpastian Selimuti Masa Depan Duterte Jelang Pemilu
Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte
Foto: AFP/JAM STA ROSAMANILA – Musim kampanye untuk pemilihan paruh waktu di Filipina telah dimulai pada Selasa (11/2) dimana pemilu tersebut bisa jadi penentu bagi pemilihan presiden berikutnya dan masa depan politik Wakil Presiden Sara Duterte yang dimakzulkan.
Pada pemilu paruh waktu itu, sejumlah selebritas, olahragawan hingga tokoh agama, merupakan kandidat yang bersaing memperebutkan selusin kursi Senat. Sementara pemungutan suara pada tanggal 12 Mei akan mengisi lebih dari 18.000 jabatan di seluruh negeri, para kandidat senator yang terpilih berikutnya akan menghadapi tugas pelik yaitu menjadi juri hukum dalam persidangan pemakzulan putri sulung mantan Presiden Rodrigo Duterte.
Wakil presiden Filipina, yang aliansinya dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr telah hancur total, dimakzulkan oleh DPR pekan lalu atas tuduhan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi dan tindak pidana berat lainnya.
Enam belas suara dari 24 kursi Senat kini dibutuhkan untuk memberikan putusan yang akan melarang Duterte dari jabatan publik, termasuk pencalonan sebagai presiden yang menurut dia sedang dipertimbangkannya dengan serius.
"Komposisi Senat berikutnya akan sangat penting terhadap hasil persidangan,” kata Dennis Coronacion, kepala departemen ilmu politik Universitas Santo Tomas di Manila, mengatakan kepada AFP.
Pekan lalu, kubu Duterte mengeluarkan pernyataan yang mendesak para pemilih untuk memilih dengan bijak siapa yang akan mereka pilih, terutama di Senat, di mana nasib Wapres Sara Duterte akan dipertaruhkan.
Kampanye yang dimulai Selasa terbatas pada calon Senat dan kandidat bagi daftar kursi partai yang diperuntukkan bagi kelompok kepentingan. Kampanye pemilu akan semakin gencar bulan depan ketika para kandidat untuk 254 kursi DPR yang tersisa dan ribuan jabatan lokal meluncurkan upaya mereka untuk menduduki jabatan.
Kontes Popularitas
Sebuah survei oleh lembaga Social Weather Stations bulan lalu mencantumkan fokus kampanye pada isu penciptaan lapangan kerja, ketahanan pangan, sistem kesehatan, pendidikan dan hak-hak pekerja yang menjadi perhatian utama warga Filipina.
Namun, persaingan untuk kursi Senat sering kali berujung pada pencitraan nama, sesuatu yang menurut jajak pendapat akan terus berlanjut.
Menurut Pusat Jurnalisme Investigasi Filipina, klan Marcos adalah satu dari sedikitnya 24 keluarga yang mencalonkan lima atau lebih kandidat di negara yang telah lama didominasi oleh dinasti politik.
Sementara di kota selatan Davao, sejumlah anggota keluarga Duterte akan mencalonkan diri untuk sejumlah jabatan publik saat mereka berupaya mempertahankan kendali politik di benteng tradisional mereka.
Mantan Presiden Rodrigo Duterte sendiri, yang akan berusia 80 tahun sebelum hari pemilihan, mencalonkan diri untuk jabatan lamanya yaitu sebagai wali kota Davao yang adalahkota basis karier politiknya.
Jika mantan Presiden Duterte menang, maka ia akan ditemani di balai kota oleh putranya, Sebastian, yang juga sedang mencalonkan diri menjadi wakil wali kota. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Bursa Makin Bergairah! 15 Juta Investor Ramaikan Pasar Modal Indonesia