Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

“Healing" dengan Mengunjungi Kampung Unik di Jawa Timur

Foto : koran jakarta/selo cahyo
A   A   A   Pengaturan Font

Beranjak ke tengah kampung, terdapat sebuah makam yang menempati lahan 150 meter persegi. Areal makam yang cukup luas tersebut tampak asri dengan pohon beringin besar yang memayunginya.

Masyarakat sekitar menyebut makam itu dengan sebutan Makam Mbah Buyut Tondo, atau buyut atau nenek moyang masyarakat Kampung Ketandan. Bentuk makam amat sederhana dan berbagai cerita sesepuh kampung menunjukkan bahwa makam Mbah Buyut Tondo sudah ada jauh sebelum Kampung Ketandan menjadi seperti saat ini.

Kampung ini berada di daerah yang terkenal dengan sebutan Segi Empat Emas, yaitu di antara Jalan Tunjungan sebelah Timur, Jalan Embong Malang sebelah Selatan, Jalan Blauran sebelah Barat dan Jalan Praban sebelah Utara. Meski dihimpit oleh gedung-gedung pusat perbelanjaan modern, pemerintah Kota Surabaya berupaya menjaga kekayaan sejarah di Ketandan dengan mengembangkannya sebagai kawasan cagar budaya dan objek pariwisata.

Salah satu tonggak pentingnya ketika di tahun 2016 lalu, diresmikan Balai Budaya Cak Markeso. Balai budaya yang berbentuk rumah joglo ini dibangun dari hasil kerja sama United Cities Local Government Asia Pacific (UCLG ASPAC), UN Habitat, dan pemerintah Kota Surabaya. Penamaan Markeso dilakukan sebagai penghormatan kepada seniman besar Kota Pahlawan.

Kini, balai budaya yang terletak di tengah-tengah Kampung Ketandan ini digunakan sebagai ruang publik yang berfungsi sebagai "penyambung rasa" bagi warga Ketandan dalam berinteraksi dan berdiskusi tentang segala hal yang menyangkut lingkungannya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top