Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Hari Hoax Nasional"

Foto : KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Tentu tak ada penetapan Hari Hoax Nasional, tanggal 3 Oktober lalu. Hari itu merupakan puncak hoax, hoaks, dengan pengakuan Ratna Sarumpaet bahwa ia melakukan kebohongan, bahwa ia melakukan "hoax terbaik", seperti yang dikatakan sendiri. Setelah dua hari sempat ramai dan menjadi tren, inilah akhir sementara.

Dimulai dengan gambar perempuan yang bonyok wajahnya, dan diterangkan sebagai "Bunda Ratna", yang dikeroyok, digebuki orang tak dikenal. Disusul penjelasan tempat kejadian perkara, dan makin membara karena para tokoh politik ikut menbenarkan kejadian itu. Ratna Sarumpaet, aktivis, seniman, bersuara vokal, adalah nama yang banyak didukung banyak orang.

Apalagi kelompoknya. Ditambah kisah ini merampok perhatian: seorang perempuan di usia 70-an, dikeroyok dengan semena-mena. Bermuncullah teori konspirasi. Dan bahkan kemudian sekali, Prabowo Subianto yang adalah calon presiden mengadakan konperensi pers mengutuk tindakan itu. Kemudian antiklimaks.

Ratna mengakui bahwa ia berbohong. Ia mengundurkan diri dari Tim untuk Prabowo-Sandi. Ia balik disudutkan karena berbohong. Kasusnya, besar kemungkinan berlanjut ke ranah hukum. Masih banyak analisis yang akan dikeluarkan, dipertentangkan, tentang konspirasi lain: ada, atau tiada, diungkap atau menguap.

Sebelum ini semua, ketika Fadli Zon menegaskan bahwa Ratna sebagai korban pengeroyokan yang ditemui dua hari lalu, saya memberi komentar di Twitter, rasanya ini jurus model "nabrak tiang listrik dan kepala benjol sebesar bakpao". Jurus yang dilakukan pengacara Setya Novanto untuk mengelak dari penahanan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top