Opini Achmad Nur Hidayat: Kata Infrastruktur hilang dalam pidato Jokowi HUT RI Petanda Surammya Proyek Insfrastruktur akibat Krisis dan Resesi Dunia
Foto: IstimewaOleh Achmad Nur Hidayat Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute
JAKARTA - Pada Selasa 16 Agustus 2022 Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT proklamasi ke 77 Kemerdekaan RI. Pada pidato kenegaraan tersebut Presiden Jokowi berbicara tentang tantangan global yang kian tidak pasti, situasi Pandemi yang masih belum usai ditambah dengan perang Rusia - Ukraina yang masih terus terjadi saat ini.
Dalam pidato kali ini ada hal yang menarik yaitu tidak ada nya kata "infrastruktur" yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya. Dan ini adalah kali kedua kata infrastruktur tidak muncul dalam pidato kenegaraan Presiden Jokowi sebelum nya yaitu pada pidato kenegaraan presiden Jokowi tahun 2020 dimana saat itu fokus negara adalah pada penyelesaian Pandemi Covid 19 yang sedang mengggila saat itu dimana banyak anggaran di relokasi untuk penanganan Covid 19.
Kata infrastruktur juga kerap menghiasi pidato kenegaraan Jokowi setiap tahunnya. Berdasarkan catatan beberapa media disebutkan bahwa Pada 2015, kata infrastruktur yang keluar dari pidato Jokowi mencapai 6 kata.
Kemudian pada 2016, kata infrastruktur yang keluar sebanyak 15 kata, 2017 sebanyak 5 kata, 2018 sebanyak 8 kata, 2019 sebanyak 2 kata, dan terakhir pada 2021 lalu sebanyak 2 kata infrastruktur yang keluar di pidato kenegaraan Jokowi. Sehingga ketika tahun ini kata infrastruktur tidak keluar dalam pidato Jokowi tentunya menjadi pertanyaan besar.
Ada yang menduga tidak munculnya kata infrastruktur dalam pidato kenegaraan presiden Jokowi tahun ini adalah pertanda akan suramnya proyek infrastruktur akibat krisis yang terjadi saat ini.
Kondisi ekonomi dunia saat ini memang sedang tidak baik baik saja. Efek resesi global sangat dirasakan oleh berbagai negara. Bahkan ada yang Perdana Menterinya sampai mundur akibat situasi yang terjadi di Sri Lanka.
Dalam situasi saat ini pemerintah memang harus bijak memilih prioritas program yang akan dilakukan nya.
Membuat infrastruktur dan proyek proyek mercusuar lainnya seperti pembangunan IKN dan Kereta Api Cepat dalam situasi dimana rakyat sedang sulit bukanlah satu pilihan yang tepat.
Yang menjadi menarik adalah ketika kata infrastruktur tidak muncul dalam pidato Kenegaraan Jokowi sementara proyek mercusuar Pembangunan Ibukota Baru dan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung tetap dipaksakan untuk terus dijalankan bukankah ini satu hal yang Paradox dalam kebijakan pemerintah saat ini.
Kita sangat menanti sikap Kenegarawanan Presiden Jokowi bahwa saat ini kondisi dunia dalam situasi yang suram.
Hilangnya kata infrastruktur dalam pidato kenegaraan presiden Jokowi juga adalah suatu pertanda bahwa bukan pilihan yang tepat jika tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur dengan dana besar sementara perut rakyat semakin lapar karena situasi ekonomi yang sulit masih terjadi, PHK dimana mana dan pengangguran terus bertambah setiap harinya.
Berita Trending
- 1 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
- 2 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 3 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 4 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 5 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
Berita Terkini
- NewJeans Buka Akun Instagram Baru
- Kalibata City Resmikan Komunitas PoundFit
- Lanjutan Laga Liga 1, PSBS Biak Usung Misi Curi Poin Ketika Lakoni Dua Laga Tandang Beruntun
- Video Musik BTS ‘Danger’ Lampaui 200 Juta Penayangan
- Warga Jangan Khawatir, DKI Pastikan Pencairan KJP Plus dan KJMU Tahap II 2024 Tepat Sasaran