Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hampir Separuh Perusahaan di Inggris Alami Penurunan Penjualan pada Q3

Foto : Antara
A   A   A   Pengaturan Font

LONDON,-- Hampir separuh dari jumlah perusahaan di Inggris melaporkan penurunan penjualan domestik pada kuartal ketiga (Q3) 2020, meskipun sebagian besar bisnis telah dibuka kembali, ungkap Kamar Dagang Inggris (British Chambers of Commerce/BCC) dalam survei terbaru.

Di antara 6.410 perusahaan yang disurvei oleh BCC, 46 persennya mencatatkan penurunan penjualan domestik pada Q3, turun dari 73 persen pada kuartal sebelumnya, yang menunjukkan adanya keberlanjutan kinerja yang lemah di tengah dampak pandemi COVID-19, papar Survei Ekonomi Kuartalan BCC.

"Survei terbaru kami menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang mendasari tetap sangat lemah pada kuartal ketiga," ujar Suren Thiru, kepala bidang ekonomi BCC.

Thiru mengatakan meski penurunan aktivitas perekonomian melambat seiring dibukanya kembali bisnis-bisnis secara bertahap, mereka tetap "jauh di bawah level prapandemi dengan sedikit tanda pemulihan cepat berbentuk 'V'."

Dalam hal arus kas, indikator utama kesehatan bisnis, 45 persen perusahaan mengalami penurunan pada Q3, dengan 34 persen melaporkan nihil perubahan, papar BCC.

Sementara itu, sekitar 37 persen responden menunjukkan adanya penurunan investasi pada pabrik, mesin, dan peralatan, yang "menyoroti kekhawatiran jangka panjang terhadap ekonomi saat banyak bisnis cenderung menurunkan skala (produksinya)," kata survei itu.

"Temuan kami menunjukkan dengan jelas bahwa kondisi bisnis masih rapuh dalam menghadapi ketidakpastian, dengan adanya prospek musim dingin yang sulit di masa mendatang," ujar Direktur Jenderal BCC Adam Marshall.

Sektor usaha menyuarakan kekhawatirannya terkait prospek dalam beberapa bulan mendatang saat pemerintah Inggris menerapkan pembatasan aturan karantina wilayah (lockdown) yang lebih ketat demi membatasi merebaknya kembali pandemi COVID-19.

"Sementara Rencana Ekonomi Musim Dingin pemerintah mungkin dapat memberikan dorongan jangka pendek, dengan pengetatan pembatasan dan situasi ekonomi yang sudah terpukul akibat pandemi COVID-19 mulai mengkristal, sehingga hasil positif dari output ekonomi kemungkinan akan memudar dalam beberapa bulan mendatang," tambah Thiru.

Untuk membawa kehidupan dan ekonomi kembali normal, negara-negara seperti Inggris, China, Rusia, dan Amerika Serikat, berpacu dengan waktu untuk mengembangkan vaksin coronavirus.Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top