Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 07 Feb 2020, 09:49 WIB

Graha Bakti Budaya dan Galeri Cipta II Mulai Dibongkar

PROYEK REVITALISASI | Pekerja beraktivitas di lokasi proyek revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta Pusat, Kamis (6/2). Proses revitalisasi TIM ditargetkan selesai pada tahun 2021.

Foto: ANTARA/APRILLIO AKBAR

JAKARTA - Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, dilanjutkan. Beberapa alat berat, seperti ekskavator mulai meratakan Gedung Graha Bakti Budaya dan Galeri Cipta II.

"Khusus yang dibongkar kali ini adalah Gedung Graha Bakti Budaya, Gedung Graha Bakti Budaya akan berfungsi untuk teater. Di dalamnya ada teater, itu kita bongkar karena akan kita bangun baru lagi dari nol. Kemudian di samping kanannya itu ada Galeri Cipta II, itu untuk pameran lukisan dan lain-lain. Hingga Galeri Cipta III itu kena pembongkaran," kata Manajer Komunikasi Revitalisasi TIM, Yeni Kurnaen, di Kawasan TIM, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (6/2)

Yeni mengatakan saat ini proyek revitalisasi itu sudah mencapai tahap II, sedangkan proses pembongkaran beberapa gedung, menurutnya, baru dimulai pada awal Februari ini.

"Proses pembongkaran baru dimulai hari Senin (3/2). Pembongkaran ditargetkan selesai bulan depan," ucapnya.

Yeni menjelaskan pada tahap I sebelumnya ada sejumlah bangunan yang juga dibongkar. Rencananya seluruh proses pembangunan akan selesai pada 2021.

"Kita kan targetnya selesai dari revitalisasi 2021 di pertengahan. Gedung Graha Budaya Bhakti ini kan sebetulnya adalah masuk pada pembangunan di tahap dua. Tahap pertama sebetulnya kita ada relokasi Masjid Amir Hamzah. Itu pertama. Kemudian pembuatan gedung parkir yang di depan sana, itu masuk tahap pertama," ujar Yeni.

Lahan Komersial

Sementara itu, salah satu seniman TIM, Budi, mengatakan tak antipembangunan, termasuk program revitalisasi di TIM. Namun, kata Budi, ia menolak sejumlah rencana pembangunan yang kabarnya akan jadi lahan komersial seperti hotel.

"Yang kita tolak bukan revitalisasi, kita nggak antipembangunan, tapi beberapa item yang kita tolak," kata Budi saat ditemui di posko #SaveTIM yang dibuat oleh Forum Seniman Peduli TIM,

"Hotel bintang salah satunya, dijadikan komersial, pengelolaan yang berangkat semua dari Pergub," imbuhnya.

Budi yakin aspirasinya dan teman-temannya selama ini sudah didengar pula oleh Pemprov DKI Jakarta. Namun, mereka menilai bahwa Pemprov telah mengambil keputusan sepihak terkait revitalisasi TIM.

Oleh karena itu, Budi dkk mendorong agar DPRD DKI Jakarta mendesak Pemprov mencabut Pergub revitalisasi. "Kita enggak mau menunggu harap-harap dari mereka [Pemprov DKI]. Kan kita juga punya wakil. Di legislatif kan kita juga punya wakil. Harapan kita cabut itu Pergub," katanya.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Jakpro, Hani Sumarno mengatakan selama ini tak ada masalah dengan sebagian seniman yang ada di TIM. Hani menyebut bahkan mereka masih kerap mengadakan kegiatan bersama saban Jumat.

Untuk diketahui revitalisasi pusat kesenian Jakarta TIM sudah dimulai sejak pertengahan 2019, dengan total anggaran sebesar 1,6 triliun rupiah setelah pembahasan APBD DKI 2020. Sebelumnya, total pembiayaan revitalisasi TIM yang disetujui berjumlah 1,8 triliun rupiah. Namun karena mengalami banyak penolakan dari seniman dan DPRD DKI akhirnya dana tersebut dipangkas sebesar 200 miliar rupiah karena dihapusnya bagian penginapan berbintang lima. emh/P-5

Redaktur: M Husen Hamidy

Penulis: M Husen Hamidy

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.