Jum'at, 17 Jan 2025, 00:13 WIB

Go International, PTDI dan Thales Belgia Aktifkan Kembali Kerja Sama Produksi Roket

Kunjungan ke Kawasan Produksi (KP) III, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (15/1/2025).

Foto: ANTARA/HO-PTDI

Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Thales Belgium (Belgia) mengaktifkan kembali kerja sama yang pernah terjalin, untuk memproduksi roket dan pemasarannya.

Hal itu ditegaskan dengan penandatanganan Framework Agreement antara kedua belah pihak, usai kunjungan Thales Belgium ke Kawasan Produksi (KP) III, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (15/1).

"Pada tahun 1985-1996, IPTN (sekarang PTDI) memperoleh lisensi resmi dari Forges de Zeebrugge SA (FZ) Belgium (sekarang Thales Belgium) untuk memproduksi motor roket berkaliber 2,75 inci (70 mm). Kerja sama ini akan dibangkitkan kembali melalui rencana penandatanganan Framework Agreement," kata Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PTDI Moh Arif Faisal dalam keterangan di Bandung, Kamis.

Framework Agreement ini, mencakup joint marketing, sales dan produksi roket kaliber 2,75 inci (70 mm) yang dimulai dari pasar domestik, dan terbuka peluang untuk potensi di pasar kawasan regional, dengan PTDI menggunakan kode RD dan WD untuk produk yang dipasarkan di Indonesia.

Sebagai bagian dari kerja sama ini, PTDI telah berhasil mengintegrasikan roket 2,75 inci (70 mm) ke berbagai platform udara milik TNI AD, TNI AU dan TNI AL, baik rotary wing maupun fixed wing, seperti helikopter AS555 Fennec, BO105, Bell 212, NBell 412, NAS332 Superpuma, serta pesawat F-16 dan Embraer Supertucano, yang telah teruji kompatibel.

"Selain itu, roket ini juga dapat diaplikasikan pada helikopter Apache, Mi-35P dan S70 Blackhawk," ujarnya.

Arif menjelaskan kunjungan delegasi Thales Belgium yang dipimpin oleh Domain Director Thales Belgium Thomas Colinet, yang diterima langsung olehnya beserta jajaran manajemen PTDI, untuk melihat langsung fasilitas produksi dua roket andalan PTDI untuk sistem senjata TNI, yakni Folding Fin Aerial Rocket (FFAR) dan Wrap Around Fin Aerial Rocket (WAFAR), adalah tindak lanjut dari pertemuan kedua belah pihak dalam Bali International Airshow 2024.

Dalam pertemuan di Bali itu, membahas rencana Thales untuk melakukan ekspansi investasi untuk sektor pertahanan di Indonesia, yang kemudian mendorong kedua belah pihak untuk mempererat kembali kerja sama yang pernah terjalin sejak tahun 1980-an.

"Tidak hanya itu, keberlanjutan kerja sama ini juga menunjukkan kesiapan kami dalam memenuhi kebutuhan roket di Indonesia. Diharapkan penguatan kerja sama ini dapat memicu peningkatan kebutuhan roket di Indonesia, dengan memanfaatkan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki oleh industri dalam negeri, dalam hal ini PTDI," ujar Arif Faisal.

Arif menerangkan melalui kesempatan ini, Thales Belgium berencana untuk menginisiasi kerja sama dimulai dari perakitan produk roket 2,75 inci (70 mm) di fasilitas PTDI, yang kemudian dilanjutkan secara bertahap menuju transfer produksi dari Thales Belgium ke PTDI yang diharapkan dapat mendongkrak nilai TKDN roket PTDI menjadi di atas 40 persen.

"Dalam pertemuan di Tasikmalaya itu, PTDI dan Thales Belgium juga berdiskusi terkait arah kerja sama untuk pengembangan unguided rocket dan guided rocket. Dengan dukungan penuh dari Kementerian Luar Negeri RI, penguatan kerja sama PTDI dan Thales Belgium diharapkan dapat meningkatkan kesiapan PTDI dalam memenuhi kebutuhan roket TNI, khususnya dalam pemenuhan Alpalhankam TNI 2025-2029," ujar dia pula.

Dari informasi PTDI, sejak tahun 1985, mereka telah berhasil memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43 ribu unit roket FFAR dan WAFAR 2,75 inci (70 mm) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sekitar 20 persen hingga 40 persen.

Untuk kapasitas produksinya mampu mencapai 10 ribu unit per tahun. Sedangkan untuk warhead-nya, PTDI telah berhasil memproduksi lebih dari 40 ribu unit dengan TKDN 60 persen hingga 85 persen, yang kapasitas produksinya mampu mencapai lima ribu unit per tahun.

Dalam hal sertifikasi, pada tahun 2019 PTDI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) untuk beberapa komponen strategis, seperti Smoke Warhead WD-703 dan Rocket Motor RD-7010, pada tahun 2021 kembali memperoleh sertifikasi yang sama untuk Rocket Motor RD-702 Mod.4, dan Rocket Motor RD-701, yang menjadi bukti produk roket PTDI telah memenuhi standar keamanan dan kualitas, serta layak digunakan untuk mendukung TNI dalam menjaga kedaulatan negara.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan: