![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
“Global Warming' Siklus Bencana Ekologis, Jakarta Diprediksi Tenggelam
Walhi Jakarta dan aktivis lingkungan menuntut keadilan iklim, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: IstimewaJAKARTA - Jakarta diprediksikan 10 tahun lagi akan tenggelam. Banyak pakar dari sejumlah perguruan tinggi dan orang penting bicara masalah Jakarta akan tenggelam, seperti Presiden Joko Widodo hingga Menetri Pertahanan Prabowo Subianto. Jokowi menyampaikan potensi Jakarta tenggelam saat menggelar rapat terbatas dengan para menteri Rapat tersebut membahas National Capital Integrated Coastal Development.
"Belakangan yang bikin heboh adalah statement Presiden Amerika Serikat Joe Biden," kata Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas), Bagong Suyoto dalam siaran persnya yang diterima Koran Jakarta, Senin (2/8).
Bagong menjelaskan apa yang disampaikan Biden tersebut saat dia bicara konteks tersebut ketika mengungunjungi Kantor Direktur Intelejen Nasional. Awalnya Biden bicara ancaman terbesar Amerika Serikat, yakni perumbahan iklim. Indonsia pun disebut terkait ancaman tengelam dan rencana Indonesia memindah ibukota negara.
Menurut Bagong, para aktivis lingkungan di bukota dan daerah sudah memperingatkan pemerintah tentang dampak perubahan iklim akibat kebijakan yang tidak pro lingkungan dan menjauh dari eco-justice. Bahkan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengeluarkan laporan khusus tentang Java Collapse (2010) diterbitkan INSISPRess dan Walhi. Intinya, Jawa akan tenggelam. Pencemaran dan perusakan lingkungan telah menyebabkan malapetaka atau bencana ekologis, seperti tanah longsor, banjir bandang, dan lain-lain.
Menyimak kondisi terkini yang semakin memprihatikan, tambah Bagong, boleh jadi masa depan umat manusia terutama di wilayah Jabodetabek sedang dipertaruhkan. Bahwa pencemaran dan kerusakan lingkungan akan semakin parah, dan dampaknya akan memperbesar pemanasan global serta perubahan iklim.
Hal ini, tambah Bagong, bisa dilihat dari laju pertambahan kendaraan bermotor di Jakarta setiap harinya. Pertambahan ini artinya terjadi pertambahan penggunaan BBM secara signifikan. Pertambahan sketor industri dan perdagangan semakin besar. Laju pelenyapan pepohan dan perubahan fungsi lahan sekitar daerah aliran sungai (DAS) dari Puncak hingga Jakarta.
- Baca Juga: Para Kepala Daerah Akan Pembekalan di Akmil
- Baca Juga: Gerobak buku keliling
Kemudian, tambah dia, pelenyapan RTH dan sejumlah hutan kota, situ/danau kecil, dan wilayah resapan air, termasuk pelenyapan ribuan hektare hutan mangrove di Pantura Jakarta. Belum lagi pembuangan sampah di sembarang tempat dan pembakaran massal terjadi di sejumlah tempat di Jakarta dan sekitar. Manusia memiliki andil besar terhadap terjadinya pemanasan global.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Marcellus Widiarto
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pulau Tabuhan, Surga Mungil di Selat Bali
- 2 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 3 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 4 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 5 Klasemen Liga 1: Dewa United Geser Persija di Posisi Kedua
Berita Terkini
-
P3RSI Meminta Pemprov DKI Jakarta Menunda Kenaikan Tarif air di Rumah Susun
-
Para Pemimpin Negara dan Teknologi Berkumpul di Paris, Hadiri KTT AI
-
Percepat Swasembada Pangan, Wamentan Sebut HPP Gabah Rp6.500/Kg Komitmen Presiden Sejahterakan Petani
-
Tambah Pasokan
-
Mau Cek Kesehatan Gratis, Segera Unduh Aplikasi Satu Sehat Mobile