Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Gempar! Presiden Rusia Vladimir Putin Serukan Kemenangan Rusia atas Ukraina Hari Ini, Tanda Perang Telah Selesai?

Foto : REUTERS/Alexander Ermochenko

Asap Mengepul di atas Pabrik Azovstal Iron and Steel Works Selama Konflik Ukraina-Rusia di Kota Pelabuhan Selatan Mariupol.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengklaim kemenangan dalam pertempuran terbesar perang Ukraina yang berlangsung pada Kamis (21/4). Putin menyatakan pelabuhan Mariupol berhasil dibebaskan setelah hampir dua bulan dikepung, walaupun ratusan pembela Ukraina masih bertahan di dalam pabrik baja Azovstal.

Putin mengatakan tidak perlu ada konfrontasi terakhir dengan para prajurit yang masih di pabrik baja tersebut setelah hampir dua bulan bertahan di pabrik baja tersebut.

Pernyataan itu diucapkan putin kepada Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin.

"Saya menganggap usulan penyerbuan zona industri tidak perlu, Aku memerintahkanmu untuk membatalkannya," ujar Putin seperti dikutip Reuters.

"Blokir kawasan industri ini sehingga seekor lalat pun tidak bisa masuk," tambah Putin.

Shoigu memperkirakan sekitar 2.000 pejuang Ukraina tetap berlindung di dalam pabrik. Putin meminta mereka untuk meletakkan senjata dan menyerah, dan mengatakan Rusia akan memperlakukan mereka dengan hormat.

Juru bicara kementerian pertahanan Ukraina mengatakan langkah Rusia untuk memblokade pabrik baja daripada menyerbunya itu membuktikan kecenderungan skizofrenia Putin.

Deklarasi kemenangan Putin ini sekaligus memungkinkan dia mengklaim hadiah besar pertamanya sejak pasukannya diusir dari Ukraina utara bulan lalu setelah gagal merebut ibu kota Ukraina, Kyiv.

Pada kesempatan tersebut, Shoigu juga mengatakan kepada Putin bahwa Rusia telah membunuh lebih dari 4.000 tentara Ukraina dalam upayanya untuk merebut Mariupol dan 1.478 prajurit telah menyerahkan diri.

Sebelumnya pada Selasa (19/4) Reuters melaporkan, seorang komandan batalyon nasionalis sayap kanan Azov, mantan milisi yang sekarang tergabung dalam garda nasional Ukraina, menolak perintah Rusia untuk menyerah tetapi mendesak agar warga sipil diselamatkan.

"Kami tidak menerima persyaratan yang ditetapkan oleh Federasi Rusia untuk menyerahkan senjata kami dan para pembela kami menyerahkan diri mereka sebagai tahanan," kata Svyatoslav Palamar dalam sebuah pesan video seperti dikutip Reuters.

Rusia dikabarkan telah memblokir semua upaya Ukraina untuk mengirim bantuan ke Mariupol atau mengirim bus untuk mengevakuasi warga sipil ke wilayah yang dikuasai Ukraina.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top