Gempa Megathrust Bukan Mitos, Membangun Budaya Sadar Bencana Lewat Komunikasi Risiko
Ancaman gempa ‘megathrust’ mengintai kawasan selatan Pulau Jawa.
Indonesia memerlukan komunikasi risiko yang efektif untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan berkelanjutan dengan memadukan pengetahuan ilmiah dengan budaya lokal.
Muzayin Nazaruddin, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Kabar mengenai ancaman gempa megathrust yang mengintai kawasan selatan Pulau Jawa kembali ramai diberitakan beberapa pekan terakhir ini.
Megathrust adalah gempa bumi sangat besar yang terjadi di zona subduksi-tempat pertemuan antara lempeng benua dan samudra. Ketika kedua lempeng itu bertemu, lempeng samudra yang lebih berat akan terdorong ke bawah sehingga memicu gempa yang sangat besar.
Para ilmuwan memprediksi bahwa gempa megathrust dengan magnitudo besar berpotensi menimbulkan bencana susulan seperti tsunami dan likuifaksi (pencairan tanah).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terdapat 13 zona megathrust di wilayah Indonesia, dua di antaranya sudah ratusan tahun tidak mengalami gempa akibat pergeseran kulit bumi atau tektonik, yaitu zona Mentawai-Siberut dan Selat Sunda. Ini biasa disebut dengan seismic gap.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya