Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 05 Apr 2022, 16:10 WIB

Gawat! WHO Sebut 99 Persen Orang di Dunia Hirup Udara Berpolusi dan Rentan Berpenyakit

Ilustrasi Polusi Udara.

Foto: Unsplash|Chris Leboutilier

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyebut, hampir seluruh 99 persen populasi global terancam kesehatannya akibat menghirup udara yang berpolusi tinggi. Berdasarkan pemantauan kualitas udara yang dilakukan organisasi tersebut, ada lebih dari 6.000 kota di seluruh dunia yang kualitas udaranya berada di bawah standar yang ditetapkan, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Partikel polusi yang paling banyak memengaruhi kualitas udara ialah nitrogen dioksida (NO2), polutan perkotaan, prekursor partikulat dan ozon, dengan ukuran partikel lebih kecil atau sama dengan 10 mikrometer (PM 10) dan 2,5 mikrometer (PM 2,5). Pencemaran udara ini disinyalir berasal dari aktivitas pembakaran bahan bakar fosil.

Pemantauan kualitas udara yang dilakukan WHO di 117 negara menghasilkan pola pencemaran yang tidak biasa. Di negara berpenghasilan tinggi, permasalahan udaranya bukan pada polusi partikulat (partikel polusi PM 10/ PM 2,5), melainkan polusi nitrogen dioksida. Sementara pada negara berkembang, hal yang terjadi malah sebaliknya.

Meski terpapar dua kelompok pencemaran yang berbeda, kedua jenis partikel tersebut sama-sama memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan manusia. Polutan yang terbang bebas di udara, jika terhirup dalam jumlah kecil sekalipun, dapat menyebabkan kerusakan signifikan bagi tubuh.

Partikulat misalnya, partikel polusi paling halus yang tercemar di negara-negara berkembang ini, jika terhirup dapat menembus jauh hingga ke dalam paru-paru dan aliran darah. Partikel yang banyak disepelekan ini, menurut WHO, dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, stroke dan penyakit pernapasan. Bahkan baru-baru ini, ada penelitian yang menyatakan bahwa partikulat dapat menyerang organ selain pernapasan dan jantung, serta menimbulkan penyakit-penyakit baru.

Nitrogen dioksida pun memiliki bahaya yang sama mengerikannya. Zat NO2 dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti asma, yang membuat penderitanya mengalami batuk, mengi dan kesulitan bernapas. Untuk kasus yang lebih parah, bahkan bisa dilarikan ke IGD dan menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Setiap tahunnya ada lebih dari 7 juta orang di seluruh dunia, yang meninggal karena terpapar polusi udara. Menanggapi hal tersebut, WHO meminta agar tiap negara menerapkan langkah-langkah tertentu agar kualitas udara yang sedang dalam masa kritis ini, dapat ditangani dengan baik. Hal tersebut diantaranya adalah:

  1. Menerapkan standar kualitas udara nasional yang berpedoman pada kualitas udara WHO yang terbaru.
  2. Melakukan pemantauan kualitas udara dan mencari sumber polusi udara di masing-masing negara.
  3. Mendukung penggunaan energi yang bersih untuk kebutuhan rumah tangga, seperti memasak, memanaskan dan penerangan.
  4. Membangun sistem transportasi umum yang aman dan mendukung fasilitas pejalan kaki serta sepeda.
  5. Menerapkan standar emisi dan efisiensi kendaraan yang ketat.
  6. Mengurangi pembakaran limbah pertanian dan kebakaran hutan.
  7. Mengelola limbah industri dan kota dengan cara yang ramah lingkungan.
  8. Menyertakan polusi udara pada kurikulum profesional kesehatan.

Redaktur: Fiter Bagus

Penulis: Rizqa Fajria

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.