Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gagasan dan Pesan Keberagaman Gus Dur

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Buku ini mengurai panjang lebar kisah hidup almarhum Gus Dur, panggilan akrab almarhum KH Abdurrahman Wahid, yang penuh dengan inspirasi dan keteladanan. Meski telah tiada, hingga kini gagasan dan pesan-pesannya terlebih berkaitan dengan keberagaman masih terus menggema.

Lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940, Gus Dur meninggal di Jakarta pada 30 Desember 2009 dalam usia 69. Putra pertama (enam bersaudara) KH Wahid Hasyim dan Nyai Solichah ini juga cucu KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (hlm 21-22). Tokoh bangsa ini telah menginspirasi banyak orang dari berbagai kalangan.

Kiai yang unik tersebut juga banyak mengumandangkan pluralisme. Dia terus memperjuangkan keberagaman atau perbedaan negeri ini. Melalui semangat pluralismenya, Gus Dur senantiasa mengajak masyarakat untuk menghargai dan mengormati setiap perbedaan. Bagi Gus Dur, untuk memiliki sikap-sikap pluralis, setiap orang perlu mengubah cara pandang dan pola pikir dalam memahami perbedaan. Perbedaan harus dirawat dan hargai, bukan malah diancam.

Melalui pluralisme, setiap orang mestinya bisa membangun dialog dan kerja sama, terutama mengatasi masalah-masalah kemanusiaan (hlm 121-122).

Buku ini menguraikan sederet gagasan, sikap, dan pesan pluralisme Gus Dur yang dapat direnungi dan teladani bersama, di antaranya Gus Dur berusaha mengedepankan sikap sabar dan pemaaf saat menghadapi orang-orang yang membenci, menzalimi, dan berusaha menjatuhkan martabatnya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top