Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Forum ICCN 2024 Tekankan Penting Pendekatan Neurofisiologi dalam Penanganan Penyakit Saraf

Foto : istimewa

Dari kiri ke kanan, Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.S(K)MH, President of Indonesian Neurological Association/ Ketua PP Perdosni, dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Convenor of the 33rd ICCN 2024, dan Jonathan Cole, MA, MSc, DM, FRCP, President of International Federation of Clinical Neurophysiology (IFCN). Mereka berfoto bersama usai konferensi pers terkait penyelenggaraan The International Congress of Clinical Neurophysiology (ICCN) di Jakarta pada hari Kamis (12/9). 

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - International Federation of Clinical Neurophysiology (IFCN) dan Indonesian Neurological Association (INA) atau Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) menghadirkan konferensi global di bidang neurologi. Dengan nama The International Congress of Clinical Neurophysiology (ICCN) 2024 acara ini untuk pertama kalinya diadakan di Indonesia.

Kongres ini berlangsung pada 10 hingga 14 September 2024 dan membahas inovasi dan penelitian terbaru dalam bidang neurologi dan neurofisiologi. Kongres ini diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta, dari lebih 30 negara. ICCN 2024 mengangkat tema Clinical Neurophysiology of Diseases karena krusialnya pendekatan Neurofisiologi terhadap kesehatan saraf.

Kesehatan otak dan sistem saraf terus menjadi perhatian global karena tingginya jumlah penderita kondisi neurologis. Pada tahun 2021, lebih dari sepertiga populasi dunia, sekitar 3,4 miliar orang, terdampak kondisi seperti stroke, migrain, Alzheimer, demensia, epilepsi, serta komplikasi neurologis lainnya.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan neurologis telah menjadi penyebab utama penyakit dan kecacatan secara global, dengan peningkatan sebesar 18 persen sejak tahun 1990. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menangani gangguan neurologis adalah melalui pendekatan neurofisiologi.

President of International Federation of Clinical Neurophysiology (IFCN) Jonathan Cole, MA, MSc, DM, FRCP, FTPS menjelaskan, pendekatan neurofisiologi melibatkan studi aktivitas listrik di otak dan sistem saraf. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mendiagnosis dan memahami gangguan seperti epilepsi, kelainan tidur, dan cedera saraf.

Pendekatan ini melibatkan penggunaan EEG (elektroensefalogram), EMG (elektromiogram), EP (evoked potential). Data-data dari teknologi tersebut untuk menganalisis sinyal saraf dan memberikan intervensi yang tepat.

"Meskipun potensinya besar, kesadaran akan pentingnya pendekatan neurofisiologi dalam praktik medis sehari-hari masih terbatas. Banyak yang belum menyadari dampak signifikan yang dapat diberikan dari pendekatan ini dalam mengoptimalkan hasil pengobatan," ucap Cole dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Kamis (12/9).

Convenor of the 33rd ICCN 2024 dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), menyebutkan tema Clinical Neurophysiology of Diseases, tahun ini kembali menekankan pentingnya pendekatan maupun teknologi neurofisiologi seperti EEG, EMG, dan evoked potentials. Langkah-langkah ini dinilai dapat memahami dan menangani penyakit saraf.

"Dengan pendekatan ini, dapat mengintervensi lebih dini, sehingga mengurangi dampak jangka panjang berbagai penyakit neurologis," ujarnya.

ICCN 2024 diadakan secara penuh selama 5 hari, dengan program komprehensif yang mencakup dua hari workshop dan tiga hari simposium. Terdapat lebih dari 100 pembicara dari 30 negara yang akan membagikan pengetahuan, ilmu, dan penelitian terbaru dalam bidang neurologi, secara khusus pendekatan neurofisiologi. Tahun ini, untuk pertama kalinya, Indonesia menjadi tuan rumah dari ICCN.

Convenor of the 33rd ICCN 2024 dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), menyebutkan, Indonesia memiliki jumlah penduduk dan lokasi geografis yang besar namun akses ke pemeriksaan dengan pendekatan neurofisiologi masih terbatas. Kehadiran ICCN di Indonesia diharapkan menjadi titik balik penting, tidak hanya dalam hal peningkatan pengetahuan medis, tetapi juga dalam memperkuat kolaborasi di seluruh Asia Tenggara.

"Kongres ini bertujuan untuk membangun momentum, meningkatkan kesadaran, dan aksesibilitas terhadap pendekatan neurofisiologi di Indonesia dan negara-negara tetangga," terang dia.

President of Indonesian Neurological Association/ Ketua PP Perdosni Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.S(K)MH, mejelaskan, forum dunia tersebut menawarkan berbagai program komprehensif dengan pembahasan mendalam. Salah satunya adalah pemaparan hasil riset terbaru mengenai dampak gangguan saraf terhadap kualitas hidup pasien, serta potensi pengembangan teknologi neurofisiologi yang lebih inovatif, termasuk penggunaan AI, untuk membantu pasien dengan kondisi kronis dan di daerah terpencil.

"Salah satu topik menarik yang dibahas adalah studi penggunaan stimulasi otak non-invasif untuk penanganan penyakit Demensia (Alzheimer), yang menunjukkan hasil menjanjikan dalam memperlambat progresi penyakit," ujar dia.

Dokter Manfaluthy menambahkan, forum ini menghadirkan Profesor David Burke dari University of Sydney, Australia. Ia dikenal luas atas penelitiannya yang sangat inovatif dalam neurofisiologi kontrol gerakan.

"Kehadirannya diharapkan dapat turut berkontribusi pada perkembangan ilmu neurofisiologi dan juga menekankan pentingnya kerjasama lintas disiplin dan antarnegara dalam mengurangi beban penyakit neurologis," pungkasnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top