Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teknologi Informasi

"Firewall" Rugikan Bisnis Daring Tiongkok

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Pebisnis e-commerce dan ilmuwan Tiongkok mengeluhkan bahwa kebijakan "firewall" (sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang tidak aman) yang amat ketat oleh Beijing, bakal merugikan mereka.

"Seluruh bisnis saya mungkin akan lumpuh. Kebijakan nasional harus mendapatkan respons positif dan kami akan mendukungnya," keluh Frank Chen, pebisnis e-commerce untuk produk busana dan perkakas yang menyasar pasar di Amerika Serikat dan Eropa lewat Facebook, sebuah laman media sosial yang diblokir oleh Tiongkok. Chen sebelumnya menggunakan Virtual Private Network (VPN) untuk kelancaran bisnisnya.

Kebijakan "firewall" yang amat ketat semakin diterapkan Tiongkok terutama setelah keluar larangan bagi pengguna internet untuk menggunakan VPN pada Januari lalu. VPN adalah teknologi yang memungkinkan terkoneksi ke jaringan publik dan menggunakannya untuk dapat bergabung dengan jaringan lokal. Melalui VPN ini, pengguna internet bisa melakukan komunikasi secara aman melalui sebuah jaringan antarkomputer secara terenkripsi, sehingga memungkinkan pengguna internet melihat situs website yang diblokir karena telah menyembunyikan alamat laman internet dari mekanisme filter yang dilakukan pemerintah. Larangan VPN diterapkan sebagai bagian dari kampanye memperketat kontrol politik pemerintah terhadap publik yang mendapat sumber informasi secara online serta untuk melindungi Partai Komunis Tiongkok.

Larangan VPN selain akan mengganggu kerja jutaan wirausahawan Tiongkok, juga menghambat kerja para ilmuwan dan pelajar yang mengandalkan website yang hanya bisa mereka kunjungi dengan VPN.

Astronom dan fisikawan biasanya menggunakan fasilitas Google Scholar dan Dropbox, yang hanya bisa diakses melalui VPN, untuk berbagi hasil riset dan melakukan kontak dengan sejawat mereka di luar negeri, seperti halnya pebisnis e-commerce yang menggunakan Facebook dan media sosial lainnya untuk mencari pelanggan. Sementara para pelajar biasa mencari materi pendidikan melalui YouTube atau situs lainnya yang telah diblokir.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top