Kamis, 13 Feb 2025, 02:50 WIB

Filipina Ingin Beli Kapal Selam untuk Perkuat Militer

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Romeo Brawner, saat berbicara di markas besar militer di Manila pada Juli lalu. Pada Rabu (12/2), Jenderal Brawner menyatakan bahwa militer Filipina ingin mendapatkan setidaknya dua kapal selam

Foto: AFP/Ted ALJIBE

MANILA – Filipina berencana membeli lebih banyak alat utama sistem pertahanan (alutsista) untuk memodernisasi persenjataannya, termasuk membeli misil BrahMos tambahan dari India dan sedikitnya dua kapal selam, kata kepala angkatan bersenjata pada Rabu (12/2).

“Rencana pembelian alutsista ini seiringan dengan fase ketiga program modernisasi yang disebut Horizons,” demikian pernyataan militer Filipina.

Rencana pembelian alutsista ini diutarakan setelah Manila mengalokasikan dana sebesar 35 miliar dollar AS untuk pembangunan pertahanan selama dekade berikutnya dengan tujuan untuk melawan kekuatan militer Tiongkok di kawasan tersebut.

“Merupakan impian kami untuk mendapatkan setidaknya dua kapal selam,” kata Jenderal Romeo Brawner Jr dalam pidatonya dihadapan tokoh bisnis terkemuka. “Kita adalah negara kepulauan. Jadi kita harus memiliki kemampuan seperti ini, karena sangat sulit untuk mempertahankan seluruh negara kepulauan itu tanpa kapal selam,” tegas dia.

Pada tahun 2022, Filipina membeli sistem misil antikapal BrahMos senilai 375 juta dollar AS dari India dan memiliki pesanan lebih banyak lagi.

“Kita akan mendapatkan lebih banyak (sistem misil) ini pada tahun 2025 dan tahun-tahun mendatang,” ungkap Jenderal Brawner.

Filipina sebelumnya mengatakan pihaknya mengincar misil jarak menengah dan setidaknya 40 jet tempur untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya. Manila juga mengharapkan pengiriman pada tahun 2025 setidaknya dua kapal korvet dari Korea Selatan (Korsel), yang pada tahun 2024 meningkatkan hubungannya dengan Manila menjadi kemitraan strategis.

Jenderal Brawner juga mengatakan Manila sedang mencoba untuk mengajak Korsel bergabung dengan Squad, sebuah kelompok multilateral yang terdiri dari Australia, Jepang, Filipina dan Amerika Serikat (AS).

Pastikan Kehadiran

Pembangunan militer Filipina terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Manila dan Beijing di Laut Tiongkok Selatan (LTS), tempat keduanya bentrok dalam beberapa tahun terakhir.

Jenderal Brawner mengatakan militer telah mengamati peningkatan tindakan ilegal, koersif dan tipu muslihat oleh Tiongkok di LTS.

“Kami juga melihat peningkatan jumlah kapal (Tiongkok) di Laut Filipina Barat setiap harinya,” kata dia, menggunakan istilah Manila untuk perairan di LTS yang termasuk dalam zona ekonomi eksklusifnya.

Dari 190 kapal pada tahun 2021, Filipina kini melihat rata-rata 286 kapal Tiongkok setiap hari di sekitar zona maritim Manila, kata Brawner.

Kedutaan Besar Tiongkok di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pihak berwenang Tiongkok sebelumnya mengatakan tindakan mereka di wilayah tersebut sah secara hukum.

Jenderal Brawner menambahkan aktivitas maritim bersama dengan AS dan Kanada di zona maritim Manila di LTS sedang berlangsung. Ia pun mengatakan bahwa Manila juga mengincar kegiatan bersama dengan Prancis, Italia, dan Inggris.

“Kegiatan-kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan kehadiran yang efektif di LTS,” pungkas Jenderal Brawner. ST/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Ilham Sudrajat

Tag Terkait:

Bagikan: