Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 20 Jan 2025, 02:59 WIB

Filipina: Asean-Tiongkok Harus Mulai Tangani Kode Etik LTS

Sejumlah menlu dari Asean berfoto bersama jelang dilaksanakannya retret di Pulau Langkawi, Malaysia, pada Minggu (19/1). Pada retret ini, Menlu Filipina, Enrique Manalo, mengatakan pembahasan mengenai kode etik LTS antara Asean dan Tiongkok sudah waktunya

Foto: AFP/Azneal Ishak

LANGKAWI – Blok regional Asean dan Tiongkok harus membuat kemajuan dalam kode etik yang berlarut-larut untuk Laut Tiongkok Selatan (LTS) dengan menangani masalah penting yang pelik, termasuk ruang lingkupnya dan apakah dapat mengikat secara hukum, kata diplomat utama Filipina pada Sabtu (18/1).

LTS tetap menjadi sumber ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara tetangga seperti Filipina, Vietnam dan Malaysia, dengan hubungan antara Beijing dan sekutu Amerika Serikat (AS), Manila, pada titik terburuknya dalam beberapa tahun terakhir di tengah seringnya konfrontasi yang memicu kekhawatiran bahwa hubungan tersebut dapat berubah menjadi konflik.

Asean dan Tiongkok pada tahun 2002 berjanji untuk membuat kode etik, tetapi butuh waktu 15 tahun untuk memulai pembahasan, dan kemajuannya pun lambat.

Dalam sesi wawancara menjelang pertemuan tanggal 19 Januari dengan mitranya dari Asean di Pulau Langkawi, Malaysia, Menteri Luar Negeri Filipina, Enrique Manalo, mengatakan pembahasan mengenai kode etik tersebut sedang berlangsung, tetapi sudah waktunya untuk mulai menyelesaikan aspek yang lebih penting dan lebih rumit.

"Sudah saatnya kita mencoba melihat isu-isu yang menurut pandangan kami penting, yang belum benar-benar dibahas atau dinegosiasikan secara menyeluruh. Ini adalah apa yang disebut isu-isu penting," kata Menlu Manalo.

Isu-isu itu akan mencakup ruang lingkup kode tersebut, apakah mengikat secara hukum, dan dampaknya terhadap negara pihak ketiga, kata Menlu Filipina itu, seraya menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk membuatnya efektif dan substantif.

“Kita harus mulai menangani masalah-masalah penting ini, karena ini mungkin cara terbaik untuk setidaknya memajukan negosiasi,” imbuh Manalo.

Menlu Manalo juga mengatakan bahwa saat presiden terpilih AS, Donald Trump, bersiap untuk menjabat, tidak ada tanda-tanda AS akan menilai kembali keterlibatannya di Asia tenggara.

"Kami belum mendengar atau melihat indikasi pengurangan atau perubahan tertentu. Kita harus menunggu sampai pemerintahan Trump benar-benar mengambil alih. Namun dari apa yang telah kita lihat sejauh ini, kepentingan AS masih ada," ucap Manalo.

Latihan Gabungan

Saat para menlu Asean bertemu di Langkawi, Filipina dan AS pada MInggu (19/1) dilaporkan telah melaksanakan latihan maritim gabungan untuk kelima kalinya di LTS.

Militer Filipina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mengadakan aktivitas kerja sama maritim dengan AS pada Jumat (17/1) dan Sabtu lalu. Latihan gabungan bilateral ini merupakan yang pertama untuk tahun ini dan kelima secara keseluruhan sejak meluncurkan aktivitas bersama pada 2023.

Keterlibatan keamanan antara kedua sekutu ini telah meningkat di bawah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, yang telah beralih lebih dekat ke Washington DC, yang memungkinkan perluasan pangkalan militer yang dapat diakses pasukan Amerika, termasuk fasilitas yang menghadap Taiwan.

Aktivitas maritim gabungan tersebut melibatkan kelompok armada tempur kapal induk AS, Carl Vinson, dua kapal perusak berpeluru kendali, dua helikopter, dan dua pesawat F-18 Hornet.

Pihak Filipina mengerahkan fregat Antonio Luna, kapal patroli Andres Bonifacio, dua jet tempur FA-50, dan aset pencarian dan penyelamatan angkatan udara.

“Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat kerja sama maritim bilateral dan interoperabilitas," kata Angkatan Bersenjata Filipina.

Aktivitas gabungan mereka terjadi pada setelah Filipina menegur Tiongkok atas keberadaan kapal Penjaga Pantai Tiongkok di dalam zona maritimnya, termasuk kapal sepanjang 165 meter yang digambarkannya sebagai "monster" karena ukurannya. ST/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Ilham Sudrajat

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.