Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Fenomena Siswa Tantang Guru

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Bila disadari, Kurikulum 2013 yang diberlakukan saat ini justru diorientasikan agar lebih memiliki muatan pendidikan karakter pada diri siswa, agar dapat menumbuhkan budi pekerti dan menguatkan karakter positif siswa. Ini berarti, sekolah dan guru harus dekat dengan siswa agar mengenal kepribadian dan perilaku siswa. Karena sekolah, sekali lagi, bukan hanya untuk mencapai target intelektualitas semata, namun juga kepribadian siswa.

Berat dan ketatnya hidup dan peradaban masa kini, sungguh hanya bisa "dilawan" oleh siswa dan generasi yang memiliki karakter. Keluaran pendidikan yang mau berpikir positif, optimistik, kreatif, dan mampu berkompetisi dengan mengedepankan akhlak dan budi pekerti.

Fenomena siswa menantang guru harus menjadi sinyal agar dunia pendidikan "kembali ke khitah " untuk memprioritaskan pendidikan karakter siswa. Melalui pendidikan karakter, pendidikan mengharamkan: 1) adanya perilaku kekerasan dalam belajar, apa pun bentuknya dan dari siapa pun, 2) tumbuhnya paham radikalisme dan intoleransi sekecil apa pun, dan 3) terjadinya plagiarisme, dan pelecehan nilai-nilai ilmiah di mana pun dan oleh siapa pun.

Konsekuensinya, guru sebagai ujung tombak pendidikan pun harus berani berbenah diri, mau meningkatkan kompetensi. Guru bukan hanya harus berwibawa di depan kelas, tapi memiliki kemampuan pedagodik yang menyenangkan, bukan membosankan. Guru adalah kreator pembelajaran, bukan pelaksana kurikulum. Hari ini, pendidikan sangat membutuhkan guru yang mampu mengajar dengan hati, bukan hanya logika.

Sekali lagi, inilah momentum untuk kembali ke pendidikan karakter agar tidak ada lagi kasus "siswa menantang guru" dan sejenisnya di sekolah. Kita patut kasihan terhadap dunia pendidikan karena sudah terlalu banyak diskusi tentang teori-teori untuk memajukan pendidikan. Tapi di saat yang sama, kita mengabaikan arti penting pendidikan karakter. Sungguh, sangat sulit bagi pendidikan, bila belajar pada akhirnya "meninggalkan" karakter manusia seperti yang seharusnya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top