Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Fatamorgana Menipu Penglihatan Mata Pelaut

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

D

alam cerita The Flying Dutchman, kapten kapal yang berjuang mencapai Amsterdam melalui Tanjung Harapan di tengah badai. Dia bersumpah untuk mencapai daratan bahkan jika dia harus berlayar sampai hari kiamat, yang menyebabkan kutukan terhadap kapal dan awaknya. Kapal ditakdirkan untuk berlayar selamanya tanpa pernah mencapai daratan.

Seperti yang diceritakan beberapa orang yang turut dalam pelayaran mengaku melihat kapal Flying Dutchman terombang-ambing di lautan. Tidak pernah terlihat nyata, mereka yang melihatnya hanya sekejap lalu menghilang bersama badai atau kabut yang menyelimuti.

Menurut Shamsheer Mambra dalam laman Marine Insight, ketika berita tentang penampakan The Flying Dutchman mulai menyebar, ada upaya untuk memahami apa yang terjadi secara logis. Ketika banyak orang lebih suka mempercayai cerita hantu, beberapa mengejar alasan ilmiah untuk insiden semacam itu.

Penjelasan logis yang paling terkenal untuk penampakan ini adalah fatamorgana yang luar biasa, yang juga diberi nama sama yaitu Fata Morgana (dengan kata dipisah). Menurut para ilmuwan, ini adalah fenomena optik alami yang terjadi setelah kelembaban dan kondisi atmosfer yang dikombinasikan dengan cahaya mengakibatkan gambar objek yang jauh tergeser.

Fata Morgana itu dapat menipu mata untuk melihat hal-hal yang tidak ada di sana. Fenomena ini dapat dilihat di laut, di darat, atau bahkan di gurun, yang dapat melibatkan hampir semua objek yang jauh. Ilusi ini, di laut, terkadang membuat kapal yang berada di luar batas kasat mata terpantul di atas air, membuat seseorang melihat sebuah perahu yang mengapung di atas laut.

Terlepas dari penjelasan logis ini, banyak yang masih percaya akan keberadaan kapal hantu semacam itu. Namun, di zaman sekarang, lebih dari kapal hantu, ancaman kapal perompak tampak dalam skala besar.

Dan sementara momok orang Belanda itu tidak dapat dikesampingkan, nahkoda dan awak kapal akan lebih berhati-hati terhadap kapal perompak yang mengambil keuntungan dari situasi dengan menyamar sebagai kapal hantu berusia berabad-abad daripada melihat kapal hantu itu sendiri. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top