'Fast Food' Tidak Mengandung Gizi yang Cukup untuk Pertumbuhan
Dr Drs Susianto
Foto: istimewaSingkong, ubi jalar, sagu, jagung juga memiliki karbohidrat kompleks yang lebih baik dari beras atau nasi, apalagi mi instan.
Untuk mengupas kandungan dari sumber makanan pokok ini, Koran Jakarta mewawancarai ahli gizi Dr Drs Susianto, MKM. Berikut petikan wawancaranya.
Apakah pilihannya hanya beras sebagai makanan pokok dan menunjang metabolisme tubuh?
Beras bisa digantikan dengan makanan pokok lainnya, seperti singkong, kentang, ubi, jagung. Dibandingkan dengan nasi singkong, ubi, jagung, kentang lebih baik daripada nasi.
Kita saat ini juga tergantung pada gandum karena banyak makanan terbuat dari gandum, mulai dari mi hingga kue-kue. Bagaimana sebaiknya?
Kue atau penganan bisa dibuat dari bahan selain tepung, terigu, dan gandum, seperti kentang, ubi jalar, singkong, pisang, tepung kanji yang terbuat dari singkong, tepung jagung, sukun, dan lainnya. Jadi, penganan bahannya bisa bermacam-macam bukan hanya tepung gandum.
Orang-orang Indonesia timur sepertinya memiliki fisik yang kuat meski terbiasa makan sagu dan ubi. Komentar Bapak?
Benar sekali. Ubi dan sagu adalah sumber karbohidrat kompleks yang baik bagi tubuh. Namun, selain karena faktor makanan yang baik dari karbohidrat kompleks perlu didukung aktivitas fisik yang baik sehingga menunjang kondisi fisik yang kuat.
Kita memiliki ubi singkong, ubi, sagu, dan jagung, namun posisinya dipandang rendah. Bahan ini jarang tersaji di restoran mahal atau hotel mewan. Demikian juga dengan biji-bijian semacam kedelai sebagai bahan pembuatan tempe.
Perlu sosialisasi pengetahuan tentang nilai gizi karbohidrat dan gizi lain serta manfaat umbi-umbianan dan bijian bagi energi dan kesehatan tubuh. Seperti halnya tempe yang dipandang rendah, padahal gizi tempe lebih tinggi daripada daging, dengan harga tempe yang jauh lebih murah daripada daging.
Dulu, kita pernah menggalakkan makanan nonberas, tapi sekarang sepertinya sudah tidak lagi. Apakah perlu dikampanyekan lagi?
Makanan nonberas perlu sekali dikampanyekan lagi karena kita perlu diversifikasi makanan pokok sumber karbohidrat kompleks yang sehat. Kita tidak boleh hanya tergantung pada beras dan gandum atau terigu.
Apa yang harus dilakukan pemerintah dalam menggalakkan makanan pokok asli Indonesia tersebut?
Edukasi dan sosialisasi tentang manfaat makanan pokok asli Indonesia. Perlu dijelaskan bahwa makanan pokok asli Nusantara yang dengan mudah tumbuh memberikan banyak manfaat dari sisi kesehatan dan juga ekonomi.
WHO menyebutkan mi instan menyebabkan stunting. Temuan Unicef di Asean menyebutkan banyak anak mengalami stunting karena banyak makan mi instan dan biskuit murahan. Keduanya disebutkan juga berdampak pada napsu makan. Tanggapan Anda?
Pada dasarnya semua makanan fast food tidak mengandung gizi yang cukup untuk pertumbuhan. Demikian juga dengan mi instan. Kembali ke makanan alamiah yang dimasak utuh mengandung nilai gizi yang baik untuk pertumbuhan anak.haryo brono/P-4
Redaktur: Khairil Huda
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Terapkan SDGs, Perusahaan Ini Konsisten Wujudkan Sustainability Action Plan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
Berita Terkini
- Jelang Derbi Manchester, Ruben Amorim Akui City Lebih Baik dari MU
- Mantan Kasau Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim Luncurkan Buku 'Keamanan Nasional dan Penerbangan' Jilid 2
- IKJ Luncurkan Pusat Budaya Betawi Berbasis Website dan Jurnal
- Warga Riung Selamatkan Paus, Beri Pesan Konservasi untuk Dunia
- Dewa 19 Rilis Lagu Baru 'Tak Ada Yang Sebanding Denganmu'