Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Gempa di Turki

Erdogan Umumkan Keadaan Darurat Bencana

Foto : AFP/BULENT KILIC

Tenda Darurat l Warga berjejal di sebuah tenda darurat yang didirikan di Kota Hatay, Turki, pada Selasa (7/2). Hingga Selasa malam jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah telah mencapai lebih dari 5.000 jiwa.

A   A   A   Pengaturan Font

ISTANBUL - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Selasa (7/2) mengumumkan keadaan darurat bencana selama tiga bulan di 10 provinsi tenggara yang dilanda gempa besar yang telah merenggut ribuan nyawa. Selain itu Presiden Erdogan pun menetapkan hari berkabung nasional selama tujuh hari.

Pengumuman itu disampaikan saat upaya penyelamatan korban di wilayah terpencil dekat Suriah telah dilumpuhkan oleh badai musim dingin yang dahsyat yang membuat beberapa jalan tidak dapat dilalui dan memperlambat pengiriman makanan dan bantuan.

Erdogan mengatakan serangkaian tindakan darurat akan diambil untuk memudahkan penyaluran bantuan ke daerah yang terkena dampak.

"Kami telah memutuskan untuk mengumumkan keadaan darurat untuk memastikan bahwa upaya (penyelamatan dan pemulihan) kami dapat dilakukan dengan cepat," kata Presiden Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.

Pemerintah Erdogan berada di bawah tekanan yang meningkat di media sosial atas apa yang dilihat para pengkritiknya sebagai respons yang lambat terhadap gempa bumi terbesar di Turki dalam hampir satu abad. Padahal penanganan Erdogan atas bencana alam terbesar dalam dua dekade pemerintahannya terbukti sangat penting menjelang pemilihan parlemen dan presiden yang digelar pada 14 Mei mendatang.

Hingga berita ini ditulis pada Selasa malam, jumlah korban jiwa akibat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter telah menewaskan 3.549 orang di Turki dan 1.602 di bagian Suriah yang dikuasai pemerintah dan pemberontak.

Laporan Kemlu RI

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Indonesia melaporkan hingga Selasa (7/2) warga negara Indonesia yang terluka akibat gempa di Turki berjumlah 10 orang.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, dalam jumpa pers di Jakarta menjelaskan dari total 10 WNI yang terluka itu, empat orang sudah mendapat perawatan di rumah sakit. Sementara, enam WNI lainnya akan dievakuasi ke Ankara untuk mendapat perawatan medis di ibu kota.

"Empat (orang) sudah dirawat di rumah sakit dan enam akan dievakuasi untuk perawatan di (Ibu Kota) Ankara. Empat tim KBRI Ankara sedang menuju lokasi gempa untuk mengevakuasi 104 WNI dari lima titik; Gaziantep, Kahramanmaras, Adana, Hatay, dan Diyarbakir," kata Faizasyah.

Faizasyah juga melaporkan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Damaskus, Suriah, juga sudah mengirim tim menuju Kota Aleppo dan Hama untuk memastikan apakah ada warga Indonesia yang menjadi korban.

Warga negara Suriah yang menjadi kontak KBRI Damaskus yang berada di Aleppo dan Latakia dalam laporannya menyatakan sejauh ini belum ada informasi warga Indonesia menjadi korban gempa yang dampaknya juga sangat terasa di Suriah.

Faizasyah menyebutkan saat ini terdapat 1.557 warga Indonesia yang tinggal di Suriah, termasuk sekitar 500 orang yang menetap di wilayah terdampak gempa. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top