![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Enam Kali Lebih Kuat dari Kaca Anti Peluru
Foto: istimewaMaterial yang dikembangkan oleh para pada insinyur di Massachusetts Institute of Technology (MIT) sangat kuat. Mereka menemukan perlu kekuatan besar untuk merusak modulus elastisitas material, karena kekuatannya empat dan enam kali lebih besar daripada kaca anti peluru.
Untuk mengetahui seberapa kuat mereka terlebih dulu menemukan bahwa kekuatan luluhnya, atau seberapa besar gaya yang diperlukan untuk mematahkan material. Hasil kekuatannya dua kali lipat dari baja, meski uniknya kepadatannya hanya hanya sekitar seperenamnya.
Dekan dari Pritzker School of Molecular Engineering di University of Chicago, Matthew Tirrell, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut menilai, teknik baru ini merupakan penemuan dalam teknik kimia yang sangat kreatif dalam membentuk polimer dua dimensi terikat.
"Aspek penting dari polimer baru ini adalah bahwa mereka siap diproses dalam larutan, yang akan memfasilitasi banyak aplikasi baru di mana rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi penting, seperti material komposit atau penghalang difusi baru," kata Tirrell.
Fitur kunci lain dari material yang dinamakan 2DPA-1 adalah kedap atau tidak mampu ditembus gas. Sementara polimer lain dibuat dari rantai melingkar dengan celah yang memungkinkan gas meresap, bahan baru dibuat dari monomer yang saling mengunci seperti lego, dan molekul tidak bisa masuk di antara mereka.
"Ini memungkinkan kami membuat lapisan ultra tipis yang dapat sepenuhnya mencegah air atau gas masuk," jelas Profesor Teknik Kimia, Carbon P Dubbs dari MIT dan penulis senior studi baru, Michael Strano. "Lapisan penghalang semacam ini dapat digunakan untuk melindungi logam di mobil dan kendaraan lain, atau struktur baja," lanjut dia.
Bersama para mahasiswanya, Strano saat ini tengah mempelajari lebih detail bagaimana polimer khusus ini dapat membentuk lembaran 2D. bahkan mereka bereksperimen dengan mengubah susunan molekulnya untuk membuat jenis bahan baru lainnya.
Penelitian ini didanai oleh Center for Enhanced Nanofluidic Transport (CENT), sebuah Pusat Penelitian Perbatasan Energi yang disponsori oleh Kantor Ilmu Pengetahuan Kementerian Energi AS, dan Laboratorium Penelitian Angkatan Darat. hay/I-1
- Baca Juga: Abu Mendiang Barbie Hsu telah Kembali ke Taiwan
- Baca Juga: Pulau Tabuhan, Surga Mungil di Selat Bali
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
- 5 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi
Berita Terkini
-
Ketua Dewan Pembina SOKSI, Bamsoet: Rapat Pleno Diperluas SOKSI Tetapkan Munas XII SOKSI Digelar 20 Mei 2025
-
Rayakan Perbedaan dan Keberagaman, Bintang Hadirkan Instalasi Imersif ‘Bintang Dunia Tanpa Syarat’
-
Patrick Kluivert Kasih Masukan untuk Jersey Terbaru Timnas Indonesia
-
110 Ribu Akun Berpartisipasi Pilih Desain Jersey Timnas
-
Lisa BLACKPINK Rilis Lagu Baru Bareng Doja Cat & RAYE