Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Elastisitas Indikator Ekonomi

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Penelitian Drobniak (2017:43-62) menyebutkan bahwa masih banyak indikator untuk mendorong peningkatan ekonomi termasuk di antaranya adalah faktor teritori. Dalam risetnya di negara-negara Eropa, akumulasi ekonomi sudah sangat hibrid kombinasi dari berbagai variabel dan sifatnya sangat likuid, keterkaitan teritori mengambil peranan signifikan meskipun indikator-indikator klasik disebutkan Mankiw dalam posisi bagus, deviasi dan anomali ekonomi tetap terjadi.

Negara Eropa dalam kelompok driver saat ini sudah beralih ke negara Romania, Slovakia, Estonia, Bulgaria, Latvia dan Lithuania menggeser negara super maju seperti Denmark, Swedia, Finlandia, Belgia, Austria, dan Belanda. Shifting pemicu ekonomi ini disebabkan karena teritori dan bukan indikator-indikator ekonomi umum.

Gaspar, dkk (2014:157-160) lebih dahulu juga menyebutkan bahwa ekonomi saat ini sudah harus dinilai dengan kriteria multi untuk menemukan titik ekuilibrium baru. Indikator-indikator umum yang dulu dikenal dengan keajaiban pertumbuhan (growth miracles) sebagaimana disebutkan dalam teori ekonomi klasik sudah tidak memadai lagi.

Lepas dari formulasi dasar ekonomi oleh Mankiw atau penelitian Gaspar dan juga riset yang terbaru Drobniak, persoalan ekonomi Indonesia memang sangat anomali dan tidak cukup hanya diproklamirkan cukup aman atau masih optimis. Masih tampak timpang jika melihat fakta-fakta riil di tengah-tengah rakyat Indonesia.

Saat ini di tengah dramatisasi proyek-proyek infrastruktur masif, justru rakyat sulit mencari lapangan pekerjaan baru. Bahkan yang sudah bekerja pun saat ini dalam bayang-bayang ketakutan karena ancaman PHK. Ribuan industri Indonesia menyatakan pertumbuhan stagnan bahkan rugi yang implikasinya PHK kepada pekerja.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top