Ekspor Tersendat, Bank Sentral Jangan Boroskan Devisa
Komoditas ekspor unggulan minyak kelapa sawit (CPO) sepanjang Januari-Maret 2018 menyusut sekitar 17 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya karena kenaikan bea masuk impor yang diterapkan India.
Bhima menambahkan, menyusutnya cadev berpotensi menurunkan kepercayaan pelaku usaha terhadap rupiah.
Pengusaha akhirnya akan lebih suka memegang dollar, dan ini akan menjadi sentimen negatif. Apalagi, saat ini rasio cadev terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia termasuk yang terendah di Asia Tenggara.
"Bahkan, dengan Thailand dan Filipina kita kalah. Padahal, cadev itu ibarat buffer untuk menjaga stabilitas moneter. Kalau cadev terus turun, kemampuan untuk stabilisasi nilai tukar juga berkurang," jelas dia.
Bhima menilai jika dibutuhkan BI harus bisa merespons kenaikan bunga The Fed dengan menaikkan bunga acuan. Bank sentral di Malaysia dan Singapura sudah lebih dulu meningkatkan bunga acuan.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya