Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Perindustrian

Ekspor Industri Manufaktur Naik 24%

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sepanjang Januari-Agustus 2022 sebesar 139,23 miliar dollar AS atau naik 24,03 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy). Sektor industri tetap memberikan kontribusi terbesar, dengan sumbangsihnya hingga 71,55 persen terhadap total nilai ekspor nasional yang menembus 194,60 miliar dollar AS.

Kendati ekspor industri pengolahan membaik, pemerintah tetap diingatkan untuk memperkuat konsumsi domestik agar pertumbuhan ekonomi terjaga karena terganggunya ekonomi di negara mitra utama RI. Caranya, dengan menambah nilai bantalan sosial (bansos) agar mengungkit daya beli masyarakat.

"Kinerja ekspor dari sektor industri manufaktur masih terus melambung, meskipun berada di tengah risiko ketidakpastian kondisi global yang membayangi ekonomi nasional," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Minggu (18/9).

Menperin menegaskan pengapalan sektor industri manufaktur konsisten memberikan andil yang besar terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia. "Neraca perdagangan kita surplus selama 28 bulan berturut-turut, dan ini menunjukkan kebijakan pemerintah dalam pemulihan ekonomi berada di jalur tepat," ungkapnya.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan secara kumulatif pada Januari-Agustus 2022 surplus 34,92 miliar dollar AS atau tumbuh 68,6 persen (yoy).

"Surplus neraca perdagangan tidak terlepas dari program hilirisasi industri yang terus kami jalankan, guna meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di Indonesia," tutur Agus.

Nilai ekspor komoditas turunan nikel meningkat signifikan sejak pemerintah memberlakukan pelarangan ekspor bijih nikel mulai awal 2020. Hal ini terlihat dari nilai ekspor komoditas turunan nikel pada Januari-Agustus 2022 yang mencapai 12,35 miliar dollar AS atau tumbuh hingga 263 persen jika dibandingkan 2019, sebelum pemberlakukan larangan ekspor bijih nikel yang hanya mencapai 3,40 miliar dollar AS.

BPS juga mencatat industri pengolahan menjadi kontributor terbesar jika dilihat menurut sektornya, dengan nilai ekspor mencapai 19,79 miliar dollar AS pada Agustus 2022. Pengapalan sektor manufaktur ini tumbuh 13,49 persen (yoy).


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top