Ekonomi Merosot, Harga yang Dipertaruhkan Russia Menginvasi Ukraina
PERUNDINGAN GENCATAN SENJATA I Anggota delegasi dari Ukraina dan Russia, termasuk ajudan presiden Russia, Vladimir Medinsky, dua dari kiri, ajudan presiden Ukraina Mykhailo Podolyak, dua dari kanan mengadakan pembicaraan di wilayah Gomelm, Belarusia, Senin (28/2). Isu utama dari pembicaraan itu adalah gencatan senjata segera dan penarikan tentara dari Ukraina.
Di Beijing, Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada Kamis, mengatakan, perdagangan negara itu dengan Russia dan Ukraina akan tetap "normal" dan menolak untuk menyebut serangan itu sebagai "invasi". Sementara itu, bea cukai menyetujui impor gandum dari Russia.
"Porsi Tiongkok dan Russia dalam ekonomi global jauh lebih kecil daripada negara-negara G7, yang mencakup AS dan Jerman. Itu berarti Tiongkok tidak dapat menutupi dampak sanksi," kata sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki, kepada wartawan, Kamis (24/2) malam, di Washington.
Menurut data Bank Dunia, Tiongkok, menyumbang 17,3 persen dari PDB global pada tahun 2020, versus Russia 1,7 persen dan G-7 45,8 persen.
Tiongkok adalah mitra dagang terbesar bagi Russia dan Ukraina. Kedua negara adalah bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan, rencana pembangunan infrastruktur regional yang secara luas dinilai sebagai upaya Beijing untuk meningkatkan pengaruh global.
Menurut bea cukai Tiongkok, perdagangan antara Tiongkok dan Russia mencapai rekor tertinggi, 146,9 miliar dollar AS pada tahun 2021, naik 35,8 persen secara tahunan. Impor Tiongkok dari Russia juga melebihi ekspor, lebih dari 10 miliar dollar AS.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya